LAPORAN PENDAHULUAN
TERAPI OKSIGEN
DI RUANGAN RINRA
SEJIWA RSUD HAJI
PROVENSI
SULAWESI SELATAN
OLEH :
ISKANDAR ZULKARNAEN
ISKANDAR ZULKARNAEN
21307041
PRESEPTOR KLINIK
(
)
|
PRESEPTOR AKADEMIK
( )
|
PROGRAM PROFESI NERS
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MAKASSAR
MAKASSAR
2014
LAPORAN
PENDAHULUAN TERAPI OKSIGEN
A.
Pengertian
Terapi oksigen adalah
memasukkan oksigen tambahan dari luar ke paru melalui saluran pernafasan dengan
menggunakan alat sesuai kebutuhan. ( Standar Pelayanan Keperawatan di ICU, Dep.Kes. RI, 2005 ). Terapi oksigen pertama kali dipakai dalam bidang
kedokteran pada tahun 1800 oleh thomas Beddoes, kemudian dikembangkan oleh
Alvan Barach pada tahun 1920 untuk pasien dengan hipoksemia dan penyakit paru
obstruktif kronik. Terapi oksigen adalah pemberian oksigen lebih dari udara
atmosfer atau FiO2 > 21%.
B.
Pemberian
Oksigen Dilakukan Dengan Dua Metode
1. Sistem
aliran rendah
Pemberian oksigen dengan menggunakan sistem ini ditujukan
pada pasien yang membutuhkan oksigen tetapi masih mampu bernafas normal, karena
tehnik sistem ini menghasilkan FiO2 yang bervariasi atau tidak konstan, sangat
dipengaruhi oleh aliran, reservior, dan pola nafas pasien.
Contoh pemberian oksigen dengan aliran rendah sebagai
berikut:
a. Nasal kanula,diberikan dengan kontinu aliran 1-6
liter/menit dengan konsentrasi oksigen 24-44%.
b. Sungkup muka sederhana (simple mask), diberikan kontinu atau selang-seling 5-10
liter/menitdengan konsentrasi oksigen 40-60%
c. Sungkup muka dengan kanton rebreathing. Sungkup ini memiliki kantong yang terus mengembang
baik pada saat inspirasi dan ekspirasi. Pada pasien inspirasi, oksigen masuk
dari sungkup melalui lubang antara sungkup dan kantong reservior, ditambah
oksigen dari udara kamar yang masuk dalam lubang ekspirasi pada kantong. Aliran
oksigen 8-12 liter/menit, dengan konsentrasi 60-80%
d. Sungup muka dengan kantong non-rebreathing. Sunkup ini mempunyai 2 katup; 1 aktup terbuka pada
saat inspirasi dan tertutup pada saat ekspirasi, dan satu katup yang fungsinya
mencegah udara kamar masuk pada saat inspirasi dan membuka pada saat ekspirasi.
Pemberian oksigen dengan aliran 10-20 liter/menit, konsentrasi oksigen 80-100%.
2. Sistem
aliran tinggi
Sistem ini memungkinkan pemberian oksigen dengan FiO2
lebih stabil dan tidak pernah
terpengaruh oleh tipe pernapasan, sehingga dapat menambah konsentrasi
oksigen yang lebih tepat dan teratur. Contoh dari sistem aliran tinggi adalah
dengan ventury mask atau sungkup muka
dengan ventury dengan aliran sekitar
2-15 liter/menit. Prinsip pemberian oksigen dengan ventury adalah oksigen yang menuju sungkup diatur dengan alat yang
memungkinkan konsentrasi dapat diatur sesuai dengan warna alat, misalnya: warna
biru 24%, putih 28%, jingga (oranye)31%, kuning 35%, merah 40%, dan hijau 60%.
C.
Tujuan
Pemasangan
1.
Mengatasi
hypoxemia/hipoksia
2.
Untuk
mempertahankan metabolisme
3.
Sebagai
tindakan pengobatan
4.
Indikasi
1.
Penderita
dengan kelumpuhan otot pernafasan
2.
Penderita
dengan narkose umum
3.
Penderita
dengan trauma paru
4.
Hypoxia/hipoxemia
5.
Hal-hal
yang perlu diperhatikan
1.
Perhatikan
reaksi klien sebelum dan sesudah pemberian O2
2.
Penggunaan
nasal kateter hendaknya diganti tiap 8 jam
3.
Hindari
tindakan yang dapat mengganggu kenyamanan pasien
4.
Jauhkan
dari hal-hal yang dapat membahayakan
5.
Harus
selalu menggunakan humidifier untuk menghindari
iritasi selaput lender pernafasan
6.
Tidak
boleh lebih dari 6 liter
7.
Berikan
O2 sesuai intruksi dokter
DAFTAR PUSTAKA
Alimul
aziz dkk. 2004. Buku saku kebutuhan dasar
manusia. EGC: Jakarta.
Alimul
aziz. 2006. Pengantar kebutuhan dasar
manusia vol.1 EGC: Jakarta.
Tarwoto
dkk. 2010. Kebutuhan dasar manusia dan
proses keperawatan. Salemba medika: Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar