ANALISIS GAMBARAN LAMA KERJA DAN KERJA
SHIFT DENGAN STRESS KERJA PADA PERAWAT PELAKSANA DI RSUD LABUANG BAJI KOTA
MAKASSAR
Supriadi
1Takdir
Tahir, 2Andi Arnoli, 3Supriadi
1Nursing
Departement, Medical Faculty Hasanuddin University Makassar, Indonesia
2School of
Health Sciences (STIK) Makassar
Nursing Department
Abstrak
Keperawatan
merupakan salah satu bentuk pelayanan yang menjadi bagian integral dari sistem
pelayanan kesehatan. Perawat selalu mengadakan interaksi langsung dengan
pasien, keluarga, tim kesehatan dan lingkungannya. Stres akibat kerja
didefinisikan sebagai respon emosional dan fisik yang bersifat mengganggu atau
merugikan yang terjadi pada saat tuntutan tugas tidak sesuai dengan
kapabilitas, sumber daya, atau keinginan pekerja
Tujuan
penelitian untuk mengetahui hubungan lama kerja dan kerja shift dengan stress
kerja pada perawat pelaksana di RSUD Labuang Baji Kota Makassar.
Jenis
penelitian adalah metode penelitian deskriptif dengan obsarvasional. Sampel adalah perawat sebanyak 32 orang. Pengambilan
sampel dilakukan dengan cara Purposive Sampling,
pengumpulan data primer dilakukan dengan menggunakan lembar kuesioner.
Hasil penelitian
menunjukan bahwa lama kerja yang paling banyak yaitu 26 oarng (81,3), shift
kerja yang paling banyak yaitu malam dan siang masing-masing sevbanyak 11 orang
(34,4%) dan stress kerja yang paling banyak yaitu yg tidak mengalami stress
sebanyak 30 orang (93,8%).
Disimpulkan
bahwa dari variabel lama kerja, shift kerja dan stress kerja di RSUD Labuang
Baji Kota Makassar tidak bermasalah secara signifikan bila dilihat dari hasil
penelitian, maka disarankan tetap ada tidak lanjut atas masi adanya stress
kerja yang dialami perawat akibat dari shift malam.
Kata kunci ; Stress Kerja, Lama Kerja, Kerja Shift
Pendahuluan
Stres adalah
kondisi fisik dan psikologis yang disebabkan karena adaptasi seseorang pada
lingkungannya. Selain itu, stres adalah “persiapan yang tidak disadari” oleh
seseorang untuk menghindar atau menghadapi tuntutan-tuntutan lingkungannya.
Stres akibat kerja didefinisikan sebagai respon emosional dan fisik yang
bersifat mengganggu atau merugikan yang terjadi pada saat tuntutan tugas tidak
sesuai dengan kapabilitas, sumber daya, atau keinginan pekerja. Seseorang dapat
di kategorikan mengalami stres kerja, apabila stres yang dialami melibatkan
juga pihak organisasi perusahaan tempat orang yang bersangkutan bekerja
Stres kerja dapat berdampak buruk pada kondisi kejiwaan apabila tidak
dilakukan penanggulangan. Stres dapat menimbulkan bermacam-macam dampak yang
merugikan mulai dari menurunnya kesehatan sampai pada di deritanya suatu
penyakit. Tuntutan pekerjaan yang tidak sesuai dengan kemampuan atau
keterampilan pekerja dan aspirasi yang tidak tersalurkan serta ketidakpuasan
kerja dapat merupakan penyebab timbulnya stres. Misalnya kerja shift malam yang
menyebabkan gangguan fisik dan emosi. Selain kerja shift hal lain yang dapat
menimbulkan stres adalah beban kerja dan lingkungan kerja. Dampak buruk lain
yang dapat ditimbulkan jika seorang perawat mengalami stres ialah dapat
mengganggu interaksi sosialnya, baik itu dengan rekan kerja, dokter maupun
pasien. Efektivitas kerja dapat pula menjadi terganggu, karena pada umumnya
apabila seseorang mengalami stres, maka akan terjadi gangguan baik itu pada
psikologisnya maupun keadaan fisiologisnya (Murni, 2012)
Peran perawat adalah mengenal serta menegakkan diagnosa yang tepat dan
dini bila menemukan kelainan tertentu pada pasien, memeberikan perawatan dan
memulihkan kesehatan pasien, guna memulihkan kemandiriannya, untuk dapat
memberikan asuhan keperawatan dengan baik, ada beberapa karakteristik yang
mempengaruhi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yaitu; pengetahuan,
pengalaman/lama kerja, sikap, usia, jenis kelamin, pendidikan, dan status
perkawinan (Melda, 2010).
Rumah sakit
merupakan salah satu bentuk sarana kesehatan yang diselenggarakan baik oleh
pemerintah maupun swasta. Rumah sakit di dalam menjalankan fungsinya diharapkan
dapat memperhatikan fungsi sosial dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat
Metodologi Penelitian
Rancangan
penelitian yang akan dipakai dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan
menggunakan rancangan observesional dengan bertujuan untuk mengetahui analisis
gambaran lama kerja perawata dan kerja shift dengan stres kerja perawat yang
berada di ruangan pelaksana di RSUD Labuang Baji Kota Makassar. Teknik pengambilan sampel secara Accedental sampling.
Jenis data yang dikumpulkan adalah data primer dengan
menggunakan kuesioner. Data yang didapatankan kemudian dianalisis dengan
analisis univariat, Analsisi univariat dilakukan untuk mengambarkan tiap
variabel dari hasil penelitian dengan menghasilkan distribusi frekuensi dan
persentase dari masing-masing variabel.
Hasil Penelitian
Karakteristik
sampel
1. Tabel
1 Distribusi Frekuensi Sampel Berdasarkan Umur Di RSUD Labuang Baji Kota
Makassar
Umur
|
f
|
%
|
23 Tahun
24 Tahun
25 Tahun
26 Tahun
27 Tahun
28 Tahun
29 Tahun
30 Tahun
31 Tahun
32 Tahun
33 Tahun
34 Tahun
35 Tahun
40 Tahun
45 Tahun
47 Tahun
|
1
2
4
1
1
6
3
2
3
2
1
1
2
1
1
1
|
3,1
6,3
12,5
3,1
3,1
18,8
9,4
6,3
9,4
6,3
3,1
3,1
6,3
3,1
3,1
3,1
|
Jumlah
|
32
|
100,0
|
Hasil Penelitian menunjukkan bahwa jumlah umur sampel terbanyak adalah
28 tahun yaitu 6 orang (18,8%) dan terendah yaitu umur 23 tahun, 26 tahun, 37
tahun, 33 tahun, 34 tahun, 40 tahun, 45 tahun dan 47 tahun dengan jumlah
masing-masing sebanya 1 orang (3,1%).
2. Tabel
2 Distribusi Frekuensi Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin Di RSUD Labuang Baji
Kota Makassar
Jenis Kelamin
|
f
|
%
|
Laki-laki
Perempuan
|
11
21
|
34,4
65,6
|
Jumlah
|
32
|
100,0
|
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa jumlah sampel terbanyak adalah perempuan yaitu 21 orang
(65,6%) dan jumlah laki-laki sebanyak 11 orang (34,4%).
3. Tabel
3 Distribusi Frekuensi Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin Di RSUD Labuang Baji
Kota Makassar
Pendidikan
|
f
|
%
|
S2
Ners
S1
D3
|
1
2
5
24
|
3,1
6,3
15,6
75,0
|
Jumlah
|
32
|
100,0
|
Hasil
penelitian menunjukkan bahwa jumlah pendidikan sampel adalah s2 sebanyak 1
orang (3,1%) dan Ners sebanyak 2 orang ( 6,3), S1 sebanyak 5 orang (15,6%) dan
D3 sebanyak 24 orang (75,0).
Analisis
Univariat
1. Tabel
4 Distribusi Frekuensi Sampel Berdasarkan Lama Kerja Di RSUD Labuang Baji Kota
Makassar
Lama Kerja
|
f
|
%
|
Lama
Baru
|
26
6
|
81,3
18,8
|
Jumlah
|
32
|
100,0
|
Hasil
penelitian menunjukkan bahwa status
Lama kerja yang paling banyak yaitu Lama sebanyak 26 orang (81,3%) dan baru
sebanyak 6 orang (18,8%).
2. Tabel
5 Distribusi Frekuensi Sampel Berdasarkan Shift Kerja Di RSUD Labuang Baji Kota
Makassar.
Shift Kerja
|
f
|
%
|
Malam
Siang
Pagi
|
11
11
10
|
34,4
34,4
31,3
|
Jumlah
|
32
|
100,0
|
Hasil
penelitian menunjukkan bahwa bahwa
shift kerja yang paling banyak yaitu malam dan siang dengan masing-masing sebanyak 11 orang (34,4%) dan pagi sebanyak
10 orang (31,3%).
3. Tabel
6 Distribusi Frekuensi Sampel Berdasarkan Stres Kerja Di RSUD Labuang Baji Kota Makassar.
Stres Kerja
|
f
|
%
|
Stress
Tidak Stress
|
2
30
|
6,3
93,8
|
Jumlah
|
32
|
100,0
|
Hasil
penelitian menunjukkan bahwa stress
kerja yang paling banyak yaitu tidak stress sebanyak 30 orang (93,8%) dan
stress sebanyak 2 orang (6,3%),
Pembahasan
Berdasarkan hasil
penelitian tentang analisis gambaran lama kerja dan pola kerja shift dengan stress
kerja pada perawat pelaksana di RSUD Labuang Baji Kota Makassar, maka
pembahasan sesuai variabel yang diteliti adalah sebagai berikut:
1.
Hubungan antara pendapatan keluarga dengan kejadian
diare
Lama
Kerja yang dimaksut dalam penelelitian ini adalah lama pengabdian
seorang perawat pada rumah sakit.
Peneliti ini menganalisis 32 sampel
dalam penelitian. Dari Lama kerja yang
paling banyak yaitu Lama sebanyak 26 orang (81,3%) dan baru sebanyak 6 orang
(18,8%).
Hasil penelitian menunjukan yang
bekerja sudah lama atau lebih dari 3 tahun sebanyak 26 orang namu hanya 1 orang
yang mengalami stress alasan mereka mengatakan tidak mengalami stress karena
pekerjaan yang mereka lakukan sudah menjadi kebasaan keseharian yang mereka
tidak pernah menganggap sebagai beban dalam kehidupannya
2. Kerja
Shift
Kerja
shift yang dimaksut dalam penelelitian ini adalah system shift kerja
yang berlaku di Rumah Sakit dengan pendekatan pada metropolitan (2-2).
Peneliti ini menganalisis 32 sampel
dalam penelitian. Dari shift kerja yang
paling banyak yaitu malam dan siang dengan masing-masing sebanyak 11 orang (34,4%) dan pagi sebanyak
10 orang (31,3%)
Shif kerja adalah semua pengaturan jam
kerja, sebagai pengga.nti atau sebagai tambahan kerja siang hari sebagaimana
yang biasa dilakukan (Alawiyah, 2009).
Namun demikian ada pula definisi yang
lebih operasional dengan menyebutkan jenis kerja shift itu. Kerja shift
disebutkan sebagai pekerjaan yang secara permanen, atau sering pada jam kerja
yang tidak biasa atau bekerja pada jam yang berubah-ubah termasuk jam kerja
yang tidak teratur (Alawiyah, 2009).
Variabel utama manusia yang berkaitan
dengan kerja shift adalah circadian rhytm. Kebanyakan fungsi tubuh manusia
berjalan secara ritmik dalam siklus 24 jam. Inilah yang disebut circadian rhytm
(ritme sirkadian). Fungsi-fungsi tubuh yang meningkat pada siang hari dan menurun
pada malam hari termasuk temperatur tubuh, detak jantung, tekanan darah,
kemampuan mental, produksi adrenalin, dan kemampuan fisik
Selain itu disebutkan bahwa kerja shift
malam akan berdampak pada respon fisiologis tubuh, efek sosial, dan efek penampilan
(kerja) (Alawiyah, 2009).
Menurut Cooper (dalam Munandar, 2001),
faktor instrinsik dalam pekerjaan berupa tuntutan tugas dapat menyebabkan
stress kerja. Shift kerja merupakan salah satu tuntutan tugas pada perawat
sehingga hal tersebut dapat menyebabkan stress kerja pada perawat. Menurut
Jewel dan Marc (1998) giliran dari pola hidup yang biasa bagi kebanyakan orang
dewasa. Semua itu dapat mengakibatkan stress kerja dan mungkin memiliki
pengaruh buruk bagi kesehatan dan kesejahteraan perawat. Menyatakan bahwa
giliran kerja malam seringkali dikaitkan dengan gangguan kesehatan yang banyak
dilaporkan termasuk juga kelelahan dari pada giliran kerja pagi hari( Nadia S,
2012)
3. Stres
Kerja
Stress kerja pada penelitian ini adalah
kondisi, persepsi/perasaan internal yang dialami oleh perawat terhadap status
pekerjaan yang begitu berat.
Sters merupakan emosi ganda (multi emotio) yang bukan emosi tunggal.
Menurut Dwight (2004), stres adalah suatu perasaan ragu terhadap kemampuannya
untuk mengatasi sesuatu karena persediaan yang ada tidak dapat memenuhi
tuntutan kepadanya. Dwight menekankan pengertian stres pada perasaan ragu atau
cemas terhadap keammpuannya
Peneliti ini menganalisis 32 sampel
dalam penelitian. Dari stress kerja
yang paling banyak yaitu tidak stress sebanyak 30 orang (93,8%) dan stress
sebanyak 2 orang (6,3%).
Bilah dihubungan dengan shift kerja
yang mengalami stress 2 orang tersebut maka dapat disimpulkan bahwa yang
mengalami stress kerja rata-rata dari para perawat yang melakukan shift kerja
malam
Kesimpulan
Dari hasil
penelitian dan pembahasan diatas maka dapat ditarik kesimpulan :
1. Hasil
penelitian ini menunjukan lama kerja yang paling banyak yaitu perawat yang
sudah bekerja lama sebanyak 26 orang (81,3%) dan yang baru sebanyak 6 orang
(18,8%) di RSUD Labuang Baji Kota Makassar.
2. Hasil
penelitian ini menunjukan shift kerja
yang paling banyak yaitu shift malam dan siang yaitu masing-masing
sebanyak 11 orang (34,4%) dan yang shift pagi sebanyak 10 orang (31,3%) di RSUD
Labuang Baji Kota Makassar
3. Hasil
penelitian ini menunjukan Stres kerja yang paling banyak yaitu yang tidak stres
sebanyak 30 orang (93,8%) dan yang stres sebanyak 2 orang (6,3%) di RSUD
Labuang Baji Kota Makassar
Saran
1.
Diharapkan pihak RSUD Labuang Baji dapat menyikapi masi
adahnya stress kerja yang dialami perawat di Rumah Sakit dengan melakukan
evaluasi kerja dalam bentuk evaluasi shift kerja karena yang mengalami stress
kerja yaitu yang melaksanakan shift malam.
2.
Disarankan bagi peneliti selanjutnya dapat mengambil
variabel lain dalam melihat stress kerja perawat dan meningkatkan jumlah sampel.
Daftar Pustaka
Alawiyah T, 2009, Gambaran Gangguan Pola Tidur Pada Perawat Di
Rs. Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2009. Skripsi diterbitkan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah,
Jakarta.
Haryono W, dkk, 2009, Hubungan
Antara Beban Kerja, Stres Kerja dan Tingkat Konflik dengan Kelelahan Kerja
Perawat di Rumah Sakit Islam Yogyakarta PDHI Kota Yogyakarta., Universitas
Ahmad Dahlan Yogyakarta. Diakses tangal 8 februari 2013.
Hidayat Alimul A. 2007. Metode
Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data, Salemba Medika, Jakarta.
Hawari D, 2011, Manajemen Stres
Cemas dan Depresi, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.
Komisional Etik Penelitian Kesehatan, Etik Penelitian Kesehatan. http://www.knepk.litbang.depkes.go.id/knepk/ di akses tangal 26 februari 2013.
Melda Elvaida, 2010, Hubungan
Karakteristik Perawat Terhadap Asuhan Keperawatan Lanjut Usia Di Sub Instansi
Rawat Inap A Rspad Gatot Soebroto Dikesad, skripsi diterbitkan, Universitas
Esa Unggul, Jakarta.
Nadia Selvia, 2012, Perbedaan
Stress Kerja Ditinjau Dari Shoft Kerja Pada Perawat Di RSUD Dr. Soetomo
Surabaya, Diterbitkan, Fakultas Psikologis Universitas Airlanga Surabaya.
Notoatmodjo S. 2010. Promosi
Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta.
Puji Esse, dkk. 2013. Panduan
Penulisan Skripsi Edisi 9 Makassar. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Makassar.
Tidak di Publikasikan.
Rasmun, 2009, Stres, Koping dan
Adaptasi, CV. Sagung Seto, Jakarta.
Simamora Roymond H, 2009, Buku
Ajar Manajemen Keperawatan, Penerbit Buku Kedokteran ECG, Jakarta.
Saam Z, dkk, 2012, Psikologi
Keperawatan, PT Rajagrafindo Persada, Jakarta.
Tri Budiyanto, dkk, 2010, Hubungan
Kebisingan Dan Masa Kerja Terhadap Stress Kerja Pada Pekerja Di Bagian Tenun “
Agung Saputra Tex” Piyungan Bantul Yogyakarta, Diterbitkan, Universitas
Ahmad Dahlan, Yogyakarta
1. Widodo
S, 2009, Hubungan Antara Karakteristik
Perawat Dengan Stress Kerja Pada Perawat Di Rumah Sakit Islam Yogyakarta PDHI
Kota Yogyakarta, Jurnal Kesehatan, Diterbitkan. Fakultas Kesehatan
Masyarakat, Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar