Selasa, 22 Mei 2012

ANATOMI SISTEM PENCERNAAN


PEMBAHASAN

ANATOMI SISTEM PENCERNAAN

Sistem pencernaan makanan pada manusia terdiri dari beberapa organ, berturut-turut dimulai dari :
1) Rongga Mulut,
2) Esofagus
3) Lambung
4) Usus Halus
5) Usus Besar
6) Rektum
7) Anus.
Sistem pencernaan juga meliputi organ-organ yang terletak diluar saluran pencernaan, yaitu :
  Pancreas
  Hati
  kandung empedu.
SISTEM PENCERNAAN TERDIRI ATAS SEBUAH SALURAN PANJANG, DISEBUT SALURAN ALIMENTARI ATAU SALURAN PENCERNAAN, SERTA ORGAN TERKAIT, TERMASUK HATI, KANDUNG EMPEDU, DAN PANGKREAS. SALURAN PENCERNAAN MAKANAN BERAWAL DI MULUT DAN BERLANJUT MELALUI ESOPHAGUS DAN USUS MENUJU KE ANUS. DI SEPANJANG PERJALANANNYA, MAKANAN DI CERNA DAN ZAT GIZI DISERAP, SEDANGKAN ZAT SISA DISERANG.
Setelah dimakan, atau ditelan, makanan membantuperjalanannya di tubuh manusia. Makanan bisa menghabiskan waktu selama 24 jam untuk menempuh jarak 9 m, melalui berbagai pipa otot dan rongga. Proses ini berawal dari mulut, tempat makanan dihancurkan dan dihaluskan dengan gigi saat mengunyah. Hasil bola kunyaan, atau bolas, berlanjut kebawah tenggorokan atas (faring), lalu berjalan melalui kerongkongan (esophagus) ke lambung, usus halus, usus besar, dan anus. Dalam usus halus, pencernaan kimia makanan menjadi molekul yang cukup kecil agar bias diserap ke dalam aliran darah. Makanan yang tidak dapat dicerna dipadatkan menjadi tinja dalam usus besar dan dan dibuang melalui anus. Makanan beredar dalam sistem pencernaan dengan proses kontraksi otot yang disebut peristaltik. Sama seperti saluran pencernaan, sistem pencernaan beberapa kelenjar: kelenjar saliva pembentuk air liur; pangkreas, yang menghasilkan getah pencernaan kuat; dan hati sebagai pengolah utama zat gizi dalam tubuh.
MULUT DAN TENGGOROKAN ATAS
 PROSES PENCERNAAN DIMULAI SAAT MAKANAN MASUK KE DALAM MULUT. MAKANAN DIKUNYAH, DILUMASI OLEH AIR LIUR, DAN DIGERAKKAN OLEH LUDAH. DALAM WAKTU SEKITAR SATU MENIT, MAKANAN MENJADI SEBUAH MASSA LEMBUT DAN LEMBAP YANG DISEBUT BOLUS. SETIAP BOLUS DITELAN MELALUI TENGGOROKAN ATAS (FARING) DAN MASUK KE DALAM ESOPHAGUS.
A. MULUT/ORAL
 

MULUT  DAN  RONGGA  MULUT
Dalam pengertian luas istilah mulut sama artinya dengan rongga mulut. Rongga mulut dimulai dari mulut dan berakhir pada faring. Letak mulut pada posisi terminal dan ventral, sedangkan batas rongga mulut berupa epitel berlapis gepeng tanpa tanduk. Sel-sel superfisialnya berinti dan mempunyai granula-granula keratin di bagian dalamnya. Dalam rongga mulut terdapat kelenjar-kelenjar mucus, berfungsi untuk menghasilkan mucus sebagai pembasah dan pelicin makanan. Atap mulut terdiri dari palatum keras dan lunak, diliputi oleh epitel berlapis gepeng. Palatum keras adalah membran mukosa yang melekat pada jaringan tulang, sedangkan palatum lunak mempunyai pusat otot rangka dan banyak kelenjar mukosa pada lapisan submukosanya. Fungsi mulut adalah sebagai penerima makanan. Mulut beberapa hewan sebagai pengambil makanan karena terdapat rahang maksila dan mandibula. Organ-organ didalam rongga mulut antara lain: gigi, lidah, dan kelenjar ludah.
Adalah suatu rongga mulut dan laring yang dibatasi oleh bibir (labium) dan pipi. Di dalamnya terdapat processus alveorlaris, ginggiva, dan gigi geligi (dentes) yang membagi dua cavum oris menjadi vestibulum oris dan cavalitas oris proprius, pada dasar cavum oris terdapat lingua (lidah).
A. GIGI
Ada empat jenis gigi, dan tiap jenisnya memiliki peran yang berbeda. Gigi seri, didepan, menyerupai pahat dengan pinggir tajam untuk memotong, sedang gigi taring, atau “ gigi mata” memiliki ujung yang dirancang untuk merobek. Geraham depan, dengan dua bukit, dan geraham depan, dengan dua bukit,dan geraham belakang yang lebih datar di belakang mulut, yang merupakan gigi paling besar dan paling kuat, menghancurkan dan menggiling makanan. bagian gig di atas gusi di sebut mahkota; bagian yang tertanam dalam tulang rahang bawah disebut akar; dan daerah pertemuan keduanya, pada gusi atau permukaan gingiva disebut leher gigi. Lapisan luar mahkota tersebut oleh bahan kuat serupa tulang, disebut email, yang merupakan zat paling keras dalam tubuh. Di dalamnya terdapat lapisan jaringan kuat lebih lembut disebut dentin, yang dapat meredam kejut. Di tengah-tengah gigi, pulpa halus gigi mengandung pembuluh darah dan saraf. Di bawah gusi, terdapat sementum serupa tulang dan jaringan lagamen periodontal yang memperkuat gigi dalam tulang rahang bawah.
Sebuah dens dibentuk oleh :
Radix dentis, bagian yang tertanam dalam rahang(alveolus)
Corona dentis, bagian yang menonjol dari ginggival
Colum dentis, bagian yang berada diantara raix dan corona dentis
Pada apex dentis terdapat foramen apices dentis, yang merupakan bagian dari canalis radicies dan makin membesar membentuk cavum dentis.
Lapisan gigi dari superficial ke profunda adalah sebagai berikut:
Substantia adamantina, warna kekuning-kuningan
Substantia eburnean (enamel = dentis), berwarnah putih
Lapisan cement yang membungkus radix dentis dan collum, membentuk substantia ossea.
Pulpa dentis, merupakan jaringan ikat yang mengandung serabut – serabut saraf dan pembuluh darah, berada di dalam canalis radicis dentis.
Setiap gigi tertanam di dalam alveolus pada maxilla dan mandibula, dibungkus oleh ginggival. Deretan dentes pada maxilla membentuk arcus dentis superior dan pada mandibula dinamakan arcus dentis superior dan pada mandibula dinamakan arcus dentis inferior, yang pada keadaan occlusion saling bertemu.
Gigi decidua (milt teeth) pada anak-anak berjumlah 20 buah (kiri dan kanan) dan atas-bawah 5 buah gigi yaitu:
Incisivus 2 buah
Caninus 1 buah
Molar 2 buah

Rumusnya
2 1 2   I   2 1 2
2 1 2   I   2 1 2
Manusia dewasa mamiliki 32 buah gigi, yang terdapat pada rahang atas (maxilla) dan pada rahang bawah (mandibula). Pada setiap sisi (kiri dan kanan) terdapat:
2 buah gigi incisivus
1 buah gigi caninus
2 buah gigi premolar
3 buah gigi molar
Rumusnya :
3 2 1 2   I   2 1 2 3
3 2 1 2   I   2 1 2 3
Erupsi gigi dimulai pada usia 6-8 bulan sesudah lahir, diawali oleh gigi incisivus medial inferior dan berturut-turut diakui oleh gigi – gigi yang lainnya. Sehingga menjadi lengkap pada usia 2 tahun.
Gigi permanen mulai tumbuh pada usia 6 tahun, dimulai dengan gigi molar 1 (disebut sixth year molar). Selanjutnya pergantian gigi decidua menjadi gigi permanen berlangsung secara berturut- turut, gigi incisivus medialis, incisivus lateralis, premolas 1, caninus dan premolar 2. Gig mola 2 mengadakan erupsi pada usia 12 tahun dan gigi molar 3 pada usia 18 tahun (15-20 tahun), kadang-kadang gigi molar 3 tidak tumbuh sama sekali.
Fungsi gigi :
a. Gigi seri berfungsi untuk memeotong makanan
b. Gigi taring berfungsi merobek makanan
c. Geraham berfungsi untuk mengunyah makanan
 



B. LIDAH

Lidah
Lidah merupakan massa jaringan pengikat dsan otot lurik yang diliputi oleh membran mukosa. Membran mukosa melekat erat pada otot karena jaringan penyambung lamina propia menembus ke dalam ruang-ruang antar berkas-berkas otot. Pada bagian bawah lidah membran mukosanya halus.
Fungsi lidah:
untuk mengaduk makanan yang dikunya
menelan makanan
mengontrol suara dan dalam mengucapkan kata-kata
Permukaan atas lidah mengandung banyak tonjolan-tonjolan epitel mulut dan lamina propia (yang disebut papilla). Terdapat empat jenis papilla:
a. Filiformis
  terdapat di bagian posterior- bebtuk penonjolan konis, sangat banyak diseluruh permukaan lidah
  epitel tidak mengandung putting pengecap
  epitel berambutb.
b. Fungiformis
di bagian anterior dan diantara filiformis
menyerupai jamur karena menpunyai tangkai sempit dan permukaan yang halus, bagian atas melebar
mengandung putting kecap, tersebar di permukaan atas
epitel berlapis pipih tak menanduk
c. Foliate
pada pangkal lidah bvagian lateral, terdapat beberapa tonjolan
tonjolan padat- bentuk: sirkumvalata
banyak putting kecap
d. Circumfalate- papillae yang sangat besar dengan permukaannya yang pipih meluas di atas papillae lain, susunan seperti parit- tersebar di daerah “V” bagian posterior lidah- banyak kelenjar mukosa dan serosin- banyak putting kecap yang terdapat di sepanjang sisi papilla.
C. Kelenjar Ludah
 
Kelenjar liur: #1 adalah Kelenjar Parotis, #2 adalah Kelenjar Submandibula, #3 adalah Kelenjar Sublingua
Kelenjar ludah menghasilkan ludah (saliva) sebanyak 2,5 liter per harinya. Di dalam rongga mulut terdapat 3 pasang kelenjar ludah, yaitu kelenjar ludah parotis, kelenjar ludah rahang bawah dan kelenjar ludah bawah lidah, ludah merupakan cairan pekat yang mengandung air, lendir, garam dan enzim ptialin (amilase).
Fungsi air liur/saliva :
Mempermudah proses penelanan dan pencernaan makanan.
Melindungi selaput mulut.
Mencerna makanan secara kimiawi.
Kelenjar ludah terbentuk dari jaringan epitel dan menghasilkan secret.
Ciri-ciri:
sel glandularis
duktus interkalaris- saluran bercolak
menghasilakan mucus dan enzim amilase
Ada 3 pasang kelenjar ludah menurut tempatnya:
1) Glandula parotid (kelenjar bawah telinga)
Kelenjar parotis adalah kelenjar-liur yang terbesar. Ia dikelilingi oleh ramus mandibula dan menyekresikan air liur melalui Duktus Stensen menuju kavum oral untuk membantu mengunyah dan menelan.
sel penyusun: sel serous
bentuk kelenjar asiner bercabang majemuk
bermuara dekat gigi molar atas yang kedua
2) Glandula submaksiksilaris (kelenjar bawah rahang)
Kelenjar Submandibula adalah sepasang kelenjar yang terletak di rahang bawah, di atas otot digatrik. Produksi sekresinya adalah campuran serous dan mukous dan masuk ke mulut melalui duktus Wharton. Walaupun lebih kecil daripada kelenjar parotis, sekitar 70% saliva di kavum oral diproduksi oleh kelenjar ini.
bermuara di dekat pangkal lidah
bentuk kelenjar tubuloasiner bercabang majemuk
sel penyusun: sel serous (banyak) dan sel mukus. Sel serous, inti agak banyak dan sitoplasmanya mengandung butir-butir zimogen. Sel mukus, berinti gepeng dan terletak di bagian basal.
3) Glandula subligualis (kelenjar bawah lidah)
Kelenjar Sublingua adalah kelenjar yang paling kecil daripada kelenjar salivatorius lainnya. sepasang kelenjar yang terletak di bawah lidah di dekat kelenjar submandibula. Sekitar 5% air liur yang masuk ke kavum oral keluar dari kelenjar ini.
  bermuara dekat pangkal lidah
  bentuk kelenjar tubuloasiner bercabang majemuk
  sel penyusun: sel mukus


B. TENGGOROKAN/PHARYNX
Merupakan penghubung antara rongga mulut dan kerongkongan. Berasal dari bahasa yunani yaitu Pharynk.Skema melintang mulut, hidung, faring, dan laring.Didalam lengkung faring terdapat tonsil ( amandel ) yaitu kelenjar limfe yang banyak mengandung kelenjar limfosit dan merupakan pertahanan terhadap infeksi, disini terletak bersimpangan antara jalan nafas dan jalan makanan, letaknya dibelakang rongga mulut dan rongga hidung, didepan ruas tulang belakang.
Keatas bagian depan berhubungan dengan rongga hidung, dengan perantaraan lubang bernama koana, keadaan tekak berhubungan dengan rongga mulut dengan perantaraan lubang yang disebut ismus fausium. Tekak terdiri dari; Bagian superior =bagian yang sangat tinggi dengan hidung, bagian media = bagian yang sama tinggi dengan mulut dan bagian inferior = bagian yang sama tinggi dengan laring.
Bagian superior disebut nasofaring, pada nasofaring bermuara tuba yang menghubungkan tekak dengan ruang gendang telinga,Bagian media disebut orofaring,bagian ini berbatas kedepan sampai diakar lidah bagian inferior disebut laring gofaring yang menghubungkan orofaring dengan laring.
 Dinding pharynx tersusun atas tiga lapisan yaitu :
Lapisan mukosa, Terletak paling dalam dan bersambung dengan hidung (sal. Pernapasan), mulut dan sal. Eustakhius.
Lapisan fibrosa,
Lapisan berotot.  otot utama pada pharinx ialah otot konstriktor (epiglottis)
Setelah melalui rongga mulut, makanan yang berbentuk bolus akan masuk kedalam tekak )faring). Faring adalah saluran yang memanjang dari bagian belakang rongga mulut sampai ke permukaan kerongkongan (esophagus). Pada pangkal faring terdapat katup pernapasan yang disebut epiglottis. Epiglotis berfungsi untuk menutup ujung saluran pernapasan (laring) agar makanan tidak masuk ke saluran pernapasan.
C. KERONGKONGAN/ESOPHAGUS
 
Esofagus (dari bahasa Yunani: οiσω, oeso - "membawa", dan έφαγον, phagus - "memakan") atau kerongkongan adalah sebuah tabung (tube) berotot yang panjangnya 20-25 cm yang berotot pada vertebrata yang dilalui sewaktu makanan mengalir dari bagian mulut ke dalam lambung. Makanan berjalan melalui esofagus dengan menggunakan proses peristaltik. Otot kerongkongan berkontraksi sehingga menimbulkan gerakan meremas yang mendorong bolus ke dalam lambung. Gerakan otot kerongkongan ini disebut gerakan peristaltik.
Esofagus bertemu dengan faring – yang menghubungkan esofagus dengan rongga mulut – pada ruas ke-6 tulang belakang. Menurut histologi, esofagus dibagi menjadi tiga bagian: bagian superior (sebagian besar adalah otot rangka), bagian tengah (campuran otot rangka dan otot halus), serta bagian inferior (terutama terdiri dari otot halus).Kerongkongan (esofagus) merupakan saluran berotot yang berdinding tipis dan dilapisi oleh selaput lendir.
Merupakan saluran esophagus setelah mulut terdapat daerah yang disebut faring. Pada faring terdapat klep, yaitu epiglotis yang mengatur makanan agar tidak masuk ke trakea (tenggorokan). Fungsi esophagus adalah menyalurkan makanan ke lambung. Agar makanan dapat berjalan sepanjang esophagus, terdapat gerakan peristaltik sehingga makanan dapat berjalan menuju lambung. ke lambung melalui kerongkongan disebabkan adanya gerak peristaltik pada otot dinding kerongkongan.Gerak peristaltik dapat terjadi karena adanya kontraksi otot secara bergantian pada lapisan otot yang tersusun secara memanjang dan melingkar. Proses gerak bolus di dalam kerongkongan menuju lambung
Sebelum seseorang mulai makan, bagian belakang mulut (atas) terbuka sebagai jalannya udara dari hidung. Di kerongkongan,epiglotis yang seperti gelambir mengendur sehingga udara masuk ke paru-paru. Ketika makan, makanan dikunyah dan ditelan masuk ke dalam kerongkongan. Sewaktu makanan bergerak menuju kerongkongan, langit-langit lunak beserta jaringan mirip gelambir di bagian belakang mulut (uvula) terangkat ke atas dan menutup saluran hidung. Sementara itu, sewaktu makanan bergerak ke arah tutup trakea, epiglotis akan menutup sehingga makanan tidak masuk trakea dan paru-paru tetapi makanan tetap masuk ke kerongkongan.
D. PANKREAS

Ujung kepala kelenjar ini terletak di putaran deodenum, tubuh utamanya terletak di belakang lambung, dan ekor meruncingnya terletak di atas ginjal kiri, di bawah limpa. Setiap hari, pankreas menghasilkan setiap 1,5 liter getah pencernaan yang mengandung enzim pemecah lipid(lemak), protein, dan karbohidrat. Cairan mengalir kedalam saluran pankreas utama dan asesoris, yang mengosongkan getah kedalam duedenum.
Pankreas merupakan suatu organ yang terdiri dari 2 jaringan dasar:
- Asini, menghasilkan enzim-enzim pencernaan
- Pulau pankreas, menghasilkan hormon.
Pankreas melepaskan enzim pencernaan ke dalam duodenum dan melepaskan hormon ke dalam darah.
Enzim-enzim pencernaan dihasilkan oleh sel-sel asini dan mengalir melalui berbagai saluran ke dalam duktus pankreatikus.Duktus pankreatikus akan bergabung dengan saluran empedu pada sfingter Oddi, dimana keduanya akan masuk ke dalam duodenum.
Enzim yang dilepaskan oleh pankreas akan mencerna protein, karbohidrat dan lemak.
Enzim proteolitik memecah protein ke dalam bentuk yang dapat digunakan oleh tubuh dan dilepaskan dalam bentuk inaktif. Enzim ini hanya akan aktif jika telah mencapai saluran pencernaan.Pankreas juga melepaskan sejumlah besar sodium bikarbonat, yang berfungsi melindungi duodenum dengan cara menetralkan asam lambung.
3 hormon yang dihasilkan oleh pankreas adalah:
- Insulin, yang berfungsi menurunkan kadar gula dalam darah
- Glukagon, yang berfungsi menaikkan kadar gula dalam darah
- Somatostatin, yang berfungsi menghalangi pelepasan kedua hormon lainnya (insulin dan glukagon).
E. LAMBUNG / GASTER



Lambung atau ventrikulus berupa suatu kantong yang terletak di bawah sekat rongga badan. Lambung dapat dibagi menjadi tiga daerah, yaitu daerah kardia, fundus dan pilorus. Kardia adalah bagian atas, daerah pintu masuk makanan dari kerongkongan merupakan bagian yang berbatasan dengan esofagus. . Fundus adalah bagian tengah, bentuknya membulat merupakan bagian badan atau tengah lambung.. Pilorus adalah bagian bawah, daerah yang berhubungan dengan usus 12 jari (duodenum) atau berbatasan dengan usus halus. Daerah perbatasan antara lambung dan kerongkongan terdapat otot sfinkter kardiak yang secara refleks akan terbuka bila ada bolus masuk. Sementara itu, di bagian pilorus terdapat otot yang disebut sfinkter pilorus. Otot-otot lambung ini dapat berkontraksi seperti halnya otot-otot kerongkongan. Apabila otot-otot ini berkontraksi, otot-otot tersebut menekan, meremas, dan mencampur bolus-bolus tersebut menjadi kimus (chyme).
Di dalam lambung, makanan dicerna secara kimiawi. Dinding lambung tersusun dari tiga lapisan otot, yakni otot melingkar, memanjang dan menyerong. Kontraksi dan ketiga macam lapisan otot tersebut mengakibatkan gerak peristaltik (gerak menggelombang). Gerak peristaltik menyebabkan makanan di dalam lambung diaduk-aduk.
Di bagian dinding lambung sebelah dalam terdapat kelenjar-kelenjar yang menghasilkan getah lambung. Aroma, bentuk, warna, dan selera terhadap makanan secara refleks akan menimbulkan sekresi getah lambung. Getah lambung mengandung asam lambung (HCI), pepsin, musin, dan renin. Asam lambung berperan sebagai pembunuh mikroorganisme dan mengaktifkan enzim pepsinogen menjadi pepsin. Pepsin merupakan enzim yang dapat mengubah protein menjadi molekul yang lebih kecil. Musin merupakan mukosa protein yang melicinkan makanan. Renin merupakan enzim khusus yang hanya terdapat pada mamalia, berperan sebagai kaseinogen menjadi kasein. Kasein digumpalkan oleh Ca²+ dari susu sehingga dapat dicerna oleh pepsin. Tanpa adanya reninm sus yang berwujud cair akan lewat begitu saja di dalam lambuing dan usu tanpa sempat dicerna.
Kerja enzim dan pelumatan oleh otot lambung mengubah makanan menjadi lembut seperti bubur, disebut chyme (kim) atau bubur makanan. Otot lambung bagian pilorus mengatur pengeluaran kim sedikit demi sedikit dalam duodenum. Caranya, otot pilorus yang mengarah ke lambung akan relaksasi (mengendur) jika tersentuk kim yang bersifat asam.Sebaliknya, oto pilorus yang mengarah ke duodenum akan berkontraksi (mengerut) jika tersentu kim. Jadi, misalnya kim yang bersifat asam tiba di pilorus depan, maka pilorus akan membuka, sehingga makanan lewat. Oleh karena makanan asam mengenai pilorus belakang, pilorus menutup. Makanan tersebut dicerna sehingga keasamanya menurun. Makanan yang bersifat basa di belakang pilorus akan merangsang pilorus untuk membuka. Akibatnya, makanan yang asam dari lambung masuk ke duodenum. Demikian seterusnya. Jadi, makanan melewati pilorus menuju duodenum segumpal demi segumpal agar makanan tersebut dapat tercerna efektif. Seteleah 2 sampai 5 jam, lambung kosong kembali.
Asam lambung memiliki beberapa fungsi berikut.
a. Mengaktifkan beberapa enzim yang terdapat dalam getah lambung, misalnya pepsinogen diubah menjadi pepsin. Enzim ini aktif memecah protein dalam bolus menjadi proteosa danpepton yang mempunyai ukuran molekul lebih kecil.
b. Menetralkan sifat alkali bolus yang datang dari rongga mulut.
c. Mengubah kelarutan garam mineral.
d. Mengasamkan lambung (pH turun 1–3), sehingga dapat membunuh kuman yang ikut masuk ke lambung bersama bolus.
e. Mengatur membuka dan menutupnya katup antara lambung dan usus dua belas jari.
f. Merangsang sekresi getah usus.
Enzim renin dalam getah lambung berfungsi mengendapkan kasein atau protein susu dari air susu. Lambung dalam suasana asam dapat merangsang pepsinogen menjadi pepsin. Pepsin ini berfungsi memecah molekul-molekul protein menjadi molekul- molekul peptida. Sementara itu, lipase berfungsi mengubah lemak menjadi asam lemak dan gliserol. Selanjutnya, kimus akan masuk ke usus halus melalui suatu sfinkter pilorus yang berukuran kecil. Apabila otot-otot ini berkontraksi, maka kimus didorong masuk ke usus halus sedikit demi sedikit.
Fungsi HCI Lambung :
1) Merangsang keluamya sekretin
2) Mengaktifkan Pepsinogen menjadi Pepsin untuk memecah protein
3) Desinfektan
4) Merangsang keluarnya hormon Kolesistokinin yang berfungsi merangsang empdu mengeluarkan getahnya.
Fungsi lambung
1. Menerima makanan dan bekerja sebagai penampung untuk jangka waktu pendek
2. Makanan dicairkan dan dicampur dengan asam hidrokhlorida dan dengan cara ini disiapkan untuk dicernakan olel usus
3. Protein diubah menjadi pepton
4. Susu dibekukan dan kasein dikeluarkan
5. Pencernaan lemak dimulai di dalam lambung
6. Faktor antianemia dibentuk
7. Khime, yaitu isi lambung yang cair disalurkan masuk duodenum
F. HATI/HEPAR
 
HATI
Merupakan kelenjar pencernaan yang terbesar dalam tubuh dengan berat sekitar 2 kg dan berwarna kemerahan. Terletak di dalam rongga perut sebelah kanan, di bawak sekat rongga dada. Menghasilkan cairan empedu (bilus) yang ditampung dalam kantung empedu (vesica felea). Setiap hari vesica felea menghasilkan 0,5 liter cairan empedu.Memiliki berbagai fungsi, beberapa diantaranya berhubungan dengan pencernaan.
Organ ini memainkan peran penting dalam metabolisme dan memiliki beberapa fungsi dalam tubuh termasuk penyimpanan glikogen, sintesis protein plasma, dan penetralan obat. Dia juga memproduksi bile, yang penting dalam pencernaan. Istilah medis yang bersangkutan dengan hati biasanya dimulai dalam hepat- atau hepatik dari kata Yunani untuk hati, hepar.
Zat-zat gizi dari makanan diserap ke dalam dinding usus yang kaya akan pembuluh darah yang kecil-kecil (kapiler). Kapiler ini mengalirkan darah ke dalam vena yang bergabung dengan vena yang lebih besar dan pada akhirnya masuk ke dalam hati sebagai vena porta. Vena porta terbagi menjadi pembuluh-pembuluh kecil di dalam hati, dimana darah yang masuk diolah.
Hati melakukan proses tersebut dengan kecepatan tinggi, setelah darah diperkaya dengan zat-zat gizi, darah dialirkan ke dalam sirkulasi umum.
Hepar berfungsi :
Menghasilkan cairan empedu. (sebagai kelenjar eksokrin) yang terkumpul dalam kandung empedu,
Menawarkan racun.
Menyimpan gula dalam bentuk glikogen (gula otot).
Mengubah provitamin A menjadi vitamin A.
Menjaga keseimbangan zat makanan dalam darah.
Mengubah kelebihan asam amino menjadi urea untuk dikeluarkan dari tubuh
mensintesis protein plasma darah,
detoksifikasi zat-zat toksis,
merombak eritrosit yang rusak,
eliminasi asam amino menjadi urea, menyimpan vitamin A dan B dan berper dalam metabolisme karbohidrat dan lemak
menghasilkan suatu hormon
Kandung empedu & saluran empeduh
Kandung empedu (Bahasa Inggris: gallbladder) adalah organ berbentuk buah pir yang dapat menyimpan sekitar 50 ml empedu yang dibutuhkan tubuh untuk proses pencernaan. Pada manusia, panjang kandung empedu adalah sekitar 7-10 cm dan berwarna hijau gelap – bukan karena warna jaringannya, melainkan karena warna cairan empedu yang dikandungnya. Organ ini terhubungkan dengan hati dan usus dua belas jari melalui saluran empedu.
Empedu mengalir dari hati melalui duktus hepatikus kiri dan kanan, yang selanjutnya bergabung membentuk duktus hepatikus umum.Saluran ini kemudian bergabung dengan sebuah saluran yang berasal dari kandung empedu (duktus sistikus) untuk membentuk saluran empedu umum. Duktus pankreatikus bergabung dengan saluran empedu umum dan masuk ke dalam duodenum.
Sebelum makan, garam-garam empedu menumpuk di dalam kandung empedu dan hanya sedikit empedu yang mengalir dari hati. Makanan di dalam duodenum memicu serangkaian sinyal hormonal dan sinyal saraf sehingga kandung empedu berkontraksi.Sebagai akibatnya, empedu mengalir ke dalam duodenum dan bercampur dengan makanan.
Empedu memiliki 2 fungsi penting:
  Membantu pencernaan dan penyerapan lemak
  Berperan dalam pembuangan limbah tertentu dari tubuh, terutama hemoglobin yang berasal dari penghancuran sel darah merah dan kelebihan kolesterol.
Secara spesifik empedu berperan dalam berbagai proses berikut:
Garam empedu meningkatkan kelarutan kolesterol, lemak dan vitamin yang larut dalam lemak untuk membantu proses penyerapan
Garam empedu merangsang pelepasan air oleh usus besar untuk membantu menggerakkan isinya
Bilirubin (pigmen utama dari empedu) dibuang ke dalam empedu sebagai limbah dari sel darah merah yang dihancurkan
Obat dan limbah lainnya dibuang dalam empedu dan selanjutnya dibuang dari tubuh
Berbagai protein yang berperan dalam fungsi empedu dibuang di dalam empedu.
Garam empedu kembali diserap ke dalam usus halus, disuling oleh hati dan dialirkan kembali ke dalam empedu.Sirkulasi ini dikenal sebagai sirkulasi enterohepatik. Seluruh garam empedu di dalam tubuh mengalami sirkulasi sebanyak 10-12 kali/hari. Dalam setiap sirkulasi, sejumlah kecil garam empedu masuk ke dalam usus besar (kolon). Di dalam kolon, bakteri memecah garam empedu menjadi berbagai unsur pokok. Beberapa dari unsur pokok ini diserap kembali dan sisanya dibuang bersama tinja.
Zat-zat gizi dari makanan diserap ke dalam dinding usus yang kaya akan pembuluh darah yang kecil-kecil (kapiler). Kapiler ini mengalirkan darah ke dalam vena yang bergabung dengan vena yang lebih besar dan pada akhirnya masuk ke dalam hati sebagai vena porta.
Vena porta terbagi menjadi pembuluh-pembuluh kecil di dalam hati, dimana darah yang masuk diolah.
Darah diolah dalam 2 cara:
Bakteri dan partikel asing lainnya yang diserap dari usus dibuang
Berbagai zat gizi yang diserap dari usus selanjutnya dipecah sehingga dapat digunakan oleh tubuh.
Hati melakukan proses tersebut dengan kecepatan tinggi, setelah darah diperkaya dengan zat-zat gizi, darah dialirkan ke dalam sirkulasi umum.
Hati menghasilkan sekitar separuh dari seluruh kolesterol dalam tubuh, sisanya berasal dari makanan.Sekitar 80% kolesterol yang dihasilkan di hati digunakan untuk membuat empedu.
Hati juga menghasilkan empedu, yang disimpan di dalam kandung empedu.
 Empedu mengandung :

1. Garam kholat yang berfungsi :Mengaktifkan lipase pancreas.Menurunkan tekanan permukaan butir-butir  lemak sehingga dapat diemulsikan dalam pencernaan Bersenyawa dengan asam lemak membentuk senyawa yang mudah larut dalam air dan mudah diserap.
2. Natrium karbonat berfungsi mengatur keasaman     empedu sehingga membuat Ph empedu menjadi 7, 1 –     8,5.
3. Kolesterol merupakan lemak netral yang memiliki daya larut sangat kecil dalam air. Merupakan prekusor dari aktivitas steroid seperti vitamin dan hormone.
Empedu berfungsi :
Untuk mengemulsikan/memecahkan lemak.
Membunuh kuman-kuman dalam saluran pencernaan bagian atas.
Pankreas
Ciri-ciri:
Kelenjar ini hanya terdapat pada vertebrata dan semua hewan vertebrata memilikinya.
Pada Pisces, Amphibia dan Reptilia pancreas terletak di antara lambung dan duodenum, sedangkan pada Aves dan Mammalia terletak diantara parsasenden dan desenden duodeni.
Merupakan organ majemuk, karena menpunyai fungsi sebagai kelenjar eksokrin maupun sebagai kelenjar endokrin.
Bagian eksokrin. Merupakan kumpulan asini pancreas. Tiap asini berlumen sempit, dengan sel-sel sekretori berbentuk pyramid. Bagian ini menghasilkan enzim protease, nuclease, amylase dan lipase, Bagian endokrin. Merupakan pulau-pulau Langerhans, tersebar diantara kelenjar eksokrin. Bagian ini terbentuk oleh sel, sel B
Pankreas menghasilkan enzim:
a) Amilase, merombak amilum menjadi glukosa
b) Lipase, mengubah lemak (lipit) menjadi asam lemak dan gliserol
c) Tripsin, merombak protein menjadi asam amino
G. USUS HALUS
   



Usus halus merupakan saluran berkelok-kelok yang panjangnya sekitar 6–8 meter, lebar 25 mm dengan banyak lipatan yang disebut vili atau jonjot-jonjot usus. Vili ini berfungsi memperluas permukaan usus halus yang berpengaruh terhadap proses penyerapan makanan.  Lakukan eksperimen berikut untuk mengetahui pengaruh lipatan terhadap proses penyerapan.
Usus halus terbagi menjadi tiga bagian seperti berikut:
a. duodenum (usus 12 jari), panjangnya ± 25 cm,
b. jejunum (usus kosong), panjangnya ± 7 m,
c. ileum (usus penyerapan), panjangnya ± 1 m.
Kimus yang berasal dari lambung mengandung molekul-molekul pati yang telah dicernakan di mulut dan lambung, molekul-molekul protein yang telah dicernakan di lambung, molekul molekul lemak yang belum dicernakan serta zat-zat lain. Selama di usus halus, semua molekul pati dicernakan lebih sempurna menjadi molekul-molekul glukosa. Sementara itu molekul-molekul protein dicerna menjadi molekul-molekul asam amino, dan semua molekul lemak dicerna menjadi molekul gliserol dan asam lemak.
Pencernaan makanan yang terjadi di usus halus lebih banyak bersifat kimiawi. Berbagai macam enzim diperlukan untuk membantu proses pencernaan kimiawi ini. Hati, pankreas, dan kelenjar-kelenjar yang terdapat di dalam dinding usus halus mampu menghasilkan getah pencernaan. Getah ini bercampur dengan kimus di dalam usus halus. Getah pencernaan yang berperan di usus halus ini berupa cairan empedu, getah pankreas, dan getah usus.
Cairan Empedu
Cairan empedu berwarna kuning kehijauan, 86% berupa air, dan tidak mengandung enzim. Akan tetapi, mengandung mucin dan garam empedu yang berperan dalam pencernaan
makanan. Cairan empedu tersusun atas bahan-bahan berikut.
1. Air, berguna sebagai pelarut utama.
2. Mucin, berguna untuk membasahi dan melicinkan duodenum agar tidak terjadi iritasi pada dinding usus.
3. Garam empedu, mengandung natrium karbonat yang mengakibatkan empedu bersifat alkali. Garam empedu juga berfungsi menurunkan tegangan permukaan lemak dan air (mengemulsikan lemak).
Cairan ini dihasilkan oleh hati. Perhatikan Gambar 6.9. Hati merupakan kelenjar pencernaan terbesar dalam tubuh yang beratnya ± 2 kg. Dalam sistem pencernaan, hati berfungsi sebagai pembentuk empedu, tempat penimbunan zat-zat makanan dari darah dan penyerapan unsur besi dari darah yang telah rusak. Selain itu, hati juga berfungsi membentuk darah pada janin atau pada keadaan darurat, pembentukan fibrinogen dan heparin untuk disalurkan ke peredaran darah serta pengaturan suhu tubuh.
Empedu mengalir dari hati melalui saluran empedu dan masuk ke usus halus. Dalam proses pencernaan ini, empedu berperan dalam proses pencernaan lemak, yaitu sebelum
lemak dicernakan, lemak harus bereaksi dengan empedu terlebih dahulu. Selain itu, cairan empedu berfungsi menetralkan asam klorida dalam kimus, menghentikan aktivitas pepsin pada protein, dan merangsang gerak peristaltik usus.
Getah Pankreas
Getah pankreas dihasilkan di dalam organ pankreas.Pankreas ini berperan sebagai kelenjar eksokrin yangmenghasilkan getah pankreas ke dalam saluran pencernaan dan sebagai kelenjar endokrin yang menghasilkan hormone insulin. Hormon ini dikeluarkan oleh sel-sel berbentuk pulau-pulau yang disebut pulau-pulau langerhans. Insulin ini berfungsi menjaga gula darah agar tetap normal dan mencegah diabetes melitus.
Getah pankreas ini dari pankreas mengalir melalui saluran pankreas masuk ke usus halus. Dalam pancreas terdapat tiga macam enzim, yaitu lipase yang membantu dalam
pemecahan lemak, tripsin membantu dalam pemecahan protein, dan amilase membantu dalam pemecahan pati.
Getah Usus
Pada dinding usus halus banyak terdapat kelenjar yang mampu menghasilkan getah usus. Getah usus mengandung enzim-enzim seperti berikut.
1. Sukrase, berfungsi membantu mempercepat proses pemecahan sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa.
2. Maltase, berfungsi membantu mempercepat proses pemecahan maltosa menjadi dua molekul glukosa.
3. Laktase, berfungsi membantu mempercepat proses pemecahan laktosa menjadi glukosa dan galaktosa.
4. Enzim peptidase, berfungsi membantu mempercepat proses pemecahan peptida menjadi asam amino.
Monosakarida, asam amino, asam lemak, dan gliserol hasil pencernaan terakhir di usus halus mulai diabsorpsi atau diserap melalui dinding usus halus terutama di bagian jejunum dan ileum. Selain itu vitamin dan mineral juga diserap. Vitamin-vitamin yang larut dalam lemak,
penyerapannya bersama dengan pelarutnya, sedangkan vitamin yang larut dalam air penyerapannya dilakukan oleh jonjot usus.
Penyerapan mineral sangat beragam berkaitan dengan sifat kimia tiap-tiap mineral dan perbedaan struktur bagian-bagian usus. Sepanjang usus halus sangat efisien dalam penyerapan Na+, tetapi tidak untuk Cl
  HCO3
  dan ion-ion
  bivalen. Ion K+
penyerapannya terbatas di jejunum.
Penyerapan Fe++ terjadi di duodenum dan jejunum. Proses penyerapan di usus halus ini dilakukan oleh villi (jonjot-jonjot usus). Di dalam villi ini terdapat pembuluh darah, pembuluh kil (limfa), dan sel goblet. Di sini asam amino dan glukosa diserap dan diangkut oleh darah menuju hati melalui sistem vena porta hepatikus, sedangkan asam lemak bereaksi terlebih dahulu dengan garam empedu membentuk emulsi lemak. Emulsi lemak bersama gliserol diserap ke dalam villi. Selanjutnya di dalam villi, asam lemak dilepaskan, kemudian asam lemak mengikat gliserin dan membentuk lemak kembali. Lemak yang terbentuk masuk ke tengah villi,yaitu ke dalam pembuluh kil (limfa).
Melalui pembuluh kil, emulsi lemak menuju vena sedangkan garam empedu masuk ke dalam darah menu  ju hati dan dibentuk lagi menjadi empedu. Bahan-bahan yang tidak dapat diserap di usus halus akan didorong menuju usus besar (kolon).
Usus halus terdiri dari tiga bagian yaitu usus dua belas jari (duodenum), usus kosong (jejunum), dan usus penyerapan (ileum).
1. Usus dua belas jari (Duodenum)
Usus dua belas jari atau duodenum adalah bagian dari usus halus yang terletak setelah lambung dan menghubungkannya ke usus kosong (jejunum). Bagian usus dua belas jari merupakan bagian terpendek dari usus halus, dimulai dari bulbo duodenale dan berakhir di ligamentum Treitz.
Usus dua belas jari merupakan organ retroperitoneal, yang tidak terbungkus seluruhnya oleh selaput peritoneum. pH usus dua belas jari yang normal berkisar pada derajat sembilan. Pada usus dua belas jari terdapat dua muara saluran yaitu dari pankreas dan kantung empedu. Nama duodenum berasal dari bahasa Latin duodenum digitorum, yang berarti dua belas jari.
Lambung melepaskan makanan ke dalam usus dua belas jari (duodenum), yang merupakan bagian pertama dari usus halus. Makanan masuk ke dalam duodenum melalui sfingter pilorus dalam jumlah yang bisa di cerna oleh usus halus. Jika penuh, duodenum akan megirimkan sinyal kepada lambung untuk berhenti mengalirkan makanan.
2. Usus Kosong (jejenum)
Usus kosong atau jejunum (terkadang sering ditulis yeyunum) adalah bagian kedua dari usus halus, di antara usus dua belas jari (duodenum) dan usus penyerapan (ileum). Pada manusia dewasa, panjang seluruh usus halus antara 2-8 meter, 1-2 meter adalah bagian usus kosong. Usus kosong dan usus penyerapan digantungkan dalam tubuh dengan mesenterium.
Permukaan dalam usus kosong berupa membran mukus dan terdapat jonjot usus (vili), yang memperluas permukaan dari usus. Secara histologis dapat dibedakan dengan usus dua belas jari, yakni berkurangnya kelenjar Brunner. Secara hitologis pula dapat dibedakan dengan usus penyerapan, yakni sedikitnya sel goblet dan plak Peyeri. Sedikit sulit untuk membedakan usus kosong dan usus penyerapan secara makroskopis.
Jejunum diturunkan dari kata sifat jejune yang berarti “lapar” dalam bahasa Inggris modern. Arti aslinya berasal dari bahasa Laton, jejunus, yang berarti “kosong”.
USUS KOSONG (Jejunum), menghasilkan enzim:
Enterokinase (mengaktifkan tripsinogen yang dihasilkan pankreas)
Erepsin/dipeptidase, mengubah pepton (dipeptida) menjadi asam amino
Laktase, mengubah laktosa menjadi glukosa dan galaktosa
Maltase, mengubah maltosa menjadi glukosa
Sukrase, mengubah sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa
Lipase, mengubah trigliserida menjadi gliserol dan asam lemak
3. Usus Penyerapan (illeum)
Usus penyerapan atau ileum adalah bagian terakhir dari usus halus. Pada sistem pencernaan manusia, ) ini memiliki panjang sekitar 2-4 m dan terletak setelah duodenum dan jejunum, dan dilanjutkan oleh usus buntu. Ileum memiliki pH antara 7 dan 8 (netral atau sedikit basa) dan berfungsi menyerap vitamin B12 dan garam-garam empedu.
permukaan usus sehingga proses penyerapan lebih sempurna. Makanan yang mengalami
penyerapan yaitu karbohidrat dipecah menjadi glukosa, protein manjadi asam amino dan lemak menjadi asam lemak dan gliserol.
H. USUS BESAR



Usus besar
Usus besar atau kolon memiliki panjang ± 1,5 meter, lebarnya 5 – 6 cm dan berbentuk seperti huruf U terbalik.
Lapisan dinding kolon
Dinding kolon memiliki beberapa lapisan.lapisan pertama adalah lapisan luar(serosa). Di dalam lapisan ini terdapat lapisan muskular, yang terdiri atas dua pita serat otot polos, longitudinal dan sirkular. Otot-otot ini yang berperan dalam gerakan kolon. Lapisan selanjutnya adalah submukosa, yang memiliki banyak lobus kecil jaringan limfatik. Lapisan paling dalam adalah mukosa yang berombak. Lapisan ini mengandung sel goblet dalam kelenjar intestinal, yang melepas lendir pelumas untuk mempermudah jalannya tinja.
Lapisan-lapisan usus besar dari dalam ke luar;
1. Selaput lendir.
2. Lapisan otot melingkar.
3. Laplsan otot memanjang.
4. Jaringan ikat.
Fungsi kolon/usus besar adalah :
a. Menyerap air selama proses pencernaan.
b. Tempat dihasilkannya vitamin K, dan vitamin H (Biotin) sebagai hasil simbiosis dengan bakteri usus, misalnya E.coli.
c. Membentuk massa feses
d. Mendorong sisa makanan hasil pencernaan (feses) keluar dari tubuh. Pengeluaran feses dari tubuh ddefekasi.
Terdiri atas kolon ascendens, kolon transversum, dan kolon descendens. Di antara intestinum tenue (usus halus) dan intestinum crassum (usus besar) terdapat sekum (usus buntu). Pada ujung sekum terdapat tonjolan kecil yang disebut appendiks (umbai cacing) yang berisi massa sel darah putih yang berperan dalam imunitas.
Kolon Asendens
      Panjangnya 13 cm, terletak di bawah abdomen sebelah kanan membujur ke atas dan ileum ke bawah hati. Di bawah hati membengkok ke kiri, lengkungan ini disebut fleksura hepatika, dilanjutkan sebagai kolon tranaversum.
Kolon Transversum.
      Panjangnya sekitar 38 cm, membujur dan kolon asendens sampai ke kolon desendens berada di bawah abdomen, sebelah kanan terdapat fleksura Hepatika dan sebelah kin terdapat Fleksura Lienalis
Kolon Desendens.
      Panjangnya ±. 25 cm, terletakdi bawah abdomen bagian kiri membujur dari atas ke bawah dan Fleksura Lienalis sampai ke depan ileum kiri, bersambung dengan kolon sigmoid.
Kolon Sigmoid.
      Merupakan lanjutan dari kolon desendens terletak miring, dalam rongga pelvis sebelah kiri bentuknya menyerupai huruf S. ujung bawahnya berhubungan dengan rektum.
Bahan makanan yang sudah melalui usus halus akhirnya masuk ke dalam usus besar. Usus besar terdiri atas usus buntu (appendiks), bagian yang menaik (ascending colon), bagian yang mendatar (transverse colon), bagian yang menurun (descending colon), dan berakhir pada anus. Bahan makanan yang sampai pada usus besar dapat dikatakan sebagai bahan sisa. Sisa tersebut terdiri atas sejumlah besar air dan bahan makanan yang tidak dpat tercerna, misalnya selulosa.
Seikum.
      Di bawah seikum terdapat appendiks Vermiformis yang berbentuk seperti cacing sehingga disebut juga umbai cacing, panjangnya 6 cm. Seluruhnya ditutupi oleh peritonium mudah bergerak walaupun tidak mempunyai mesentenium dan dapat diraba melalui dinding abdomen pada orang yang masih hidup
Appendiks (usus buntu).
      Bagian dari usus besar yang muncul seperti corong dari akhir seikum mempunyai pintu keluar yang sempit tapi masih memungkinkan dapat dilewati oleh beberapa isi usus. Appendiks tergantung menyilang pada linea terminalis masuk ke dalam rongga pelvis minor terletak horizontal dl belakang seikum atau merupakan suatu tonjolan kecil berbentuk seperti tabung, yang terletak di kolon asendens, pada perbatasan kolon asendens dengan usus halus.. Sebagai suatu organ pertahanan terhadap infeksi kadang appendiks bereaksi secara hebat dan hiperaktif yang bisa menimbulkan perforasi dindingnya ke dalam rongga abdomen.
Zat-zat sisa di dalam usus besar ini didorong ke bagian belakang dengan gerakan peristaltik. Zat-zat sisa ini masih mengandung banyak air dan garam mineral yang diperlukan oleh tubuh. Air dan garam mineral kemudian diabsorpsi kembali oleh dinding kolon, yaitu kolon ascendens. Zat-zat sisa berada dalam usus besar selama 1 sampai 4 hari. Pada saat itu terjadi proses pembusukan terhadap zat-zat sisa dengan dibantu bakteri Escherichia coli, yang mampu membentuk vitamin K dan B12. Selanjutnya dengan gerakan peristaltik, zat-zat sisa ini terdorong sedikit demi sedikit ke saluran akhir dari pencernaan yaitu rektum dan akhirnya keluar dengan proses defekasi melewati anus.
Defekasi diawali dengan terjadinya penggelembungan bagian rektum akibat suatu rangsang yang disebut refleks gastrokolik. Kemudian akibat adanya aktivitas kontraksi rektum dan otot sfinkter yang berhubungan mengakibatkan terjadinya defekasi. Di dalam usus besar ini semua proses pencernaan telah selesai dengan sempurna.
I. RECTUM DAN ANUS

Rektum dan Anus
Merupakan lubang tempat pembuangan feses dari tubuh. Sebelum dibuang lewat anus, feses ditampung terlebih dahulu pada bagian rectum. Apabila feses sudah siap dibuang maka otot spinkter rectum mengatur pembukaan dan penutupan anus. Otot spinkter yang menyusun rektum ada 2, yaitu otot polos dan otot lurik.
Rektum (Bahasa Latin: regere, “meluruskan, mengatur”) adalah sebuah ruangan yang berawal dari ujung usus besar (setelah kolon sigmoid) dan berakhir di anus. Rektum memiliki panjang 12 Cm dan normalnya kosong kecuali tepat sebelum dan saat  defekasi(Buang Air Besar).Organ ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara feses. Biasanya rektum ini kosong karena tinja disimpan di tempat yang lebih tinggi, yaitu pada kolon desendens. Jika kolon desendens penuh dan tinja masuk ke dalam rektum, maka timbul keinginan untuk buang air besar (BAB). Mengembangnya dinding rektum karena penumpukan material di dalam rektum akan memicu sistem saraf yang menimbulkan keinginan untuk melakukan defekasi. Jika defekasi tidak terjadi, sering kali material akan dikembalikan ke usus besar, di mana penyerapan air akan kembali dilakukan. Jika defekasi tidak terjadi untuk periode yang lama, konstipasi dan pengerasan feses akan terjadi.
Orang dewasa dan anak yang lebih tua bisa menahan keinginan ini, tetapi bayi dan anak yang lebih muda mengalami kekurangan dalam pengendalian otot yang penting untuk menunda BAB.
Anus merupakan lubang di ujung saluran pencernaan, dimana bahan limbah keluar dari tubuh yang berukuran 4 cm. Sebagian anus terbentuk dari permukaan tubuh (kulit) dan sebagian lannya dari usus. Pembukaan dan penutupan anus diatur oleh otot sphinkter. Feses dibuang dari tubuh melalui proses defekasi (buang air besar – BAB), yang merupakan fungsi utama anus.Terletak di dasar pelvis, dindingnya diperkuat oleh 3 spinter:
1. Spinter Ani internus, bekerja tidak menurut kehendak.
2. Spinter Levator Ani. bekerja juga tidak menurut kehendak.
3. Spinter Ani Eksternus. bekerja menurut kehendak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar