Sabtu, 24 Januari 2015

LAPORAN PENDAHULUAN WAHAM

LAPORAN PENDAHULUAN
PERUBAHAN PROSES PIKIR: WAHAM


A.  MASALAH UTAMA
Perubahan proses pikir: waham
B.  PROSES TERJADINYA MASALAH
1.    Pengertian
Waham adalah suatu keyakinan yang dipertahankan secara kuat terus-menerus, tetapi tidak sesuai dengan kenyataan. (Budi Anna Keliat, 2006)
Waham adalah keyakinan seseorang yang berdasarkan penilaian realitas yang salah. Keyakinan klien tidak konsisten dengan tingkat intelektual dan latar belakang budaya klien (Aziz R, 2003).
2.    Tanda Dan Gejala
a.    Menolak makan
b.    Tidak ada perhatian terhadap perawatan diri
c.    Ekspresi muka sedih/ gembira/ ketakutan
d.   Gerakan tidak terkontrol
e.    Mudah tersinggung
f.     Isi pembicaraan tidak sesuai dengan kenyataan
g.    Tidak bisa membedakan antara kenyataan dan bukan kenyataan
h.    Menghindar dari orang lain
i.      Mendominasi pembicaraan
j.      Berbicara kasar
k.    Menjalankan kegiatan keagamaan secara berlebihan.         

3.      Rentang respon
Respon adaptif                                                             Respon mal adaptif



Pikiran logis                           kadang proses fikir tergangggu                gangguan isi fikir halusinasi
Persepsi akurat                                              ilusi                                          perubahan proses emosi
Emosi konsisten dengan              emosi berlebihan                           perilaku tidak terorganisir
 pengalaman                                  berperilaku yang tidak biasa                     isolasi sosial
perilaku sesuai                               menarik diri                                            
hubungan sosail harmonis                                                                               

Gambar 1.1. Rentan Respon Isolasi Sosial

4.    Faktor predisposisi
a.    Faktor perkembangan
Hambatan perkembangan akan menggangu hubungan interpersonal seseorang. Hal ini dapat meningkatkan stress dan ansietas yang berakir dengan gangguan presepsi, klien menekankan perasaan nya sehingga pematangan fungsi intelektual dan emosi tidak efektif
b.    Faktor sosial budaya
Seseorang yang merasa di asingkan dan kesepian dapat menyebabkan timbul nya waham
c.    Faktor psikologi
Hubungan yang tidak harmonis, peran ganda bertentangan dapat menimbulkan ansietas dan berakhir dengan pengingkaran terhadap kenyataan
d.      Faktor biologis
Waham di yakini terjadi karena ada nya atrofi otak, pembesaran ventrikel di otak atau perubahan pada sel kortikal dan lindik
e.       Faktor genetik
5.      Faktor presipitasi
a.       Faktor sosial budaya
Waham dapat di picu karena ada nya perpisahan dengan orang yang berarti atau di asingkan dari kelompok
b.       Faktor biokimia
Dopamin, norepinepin, dan zat halusinogen lain nya di duga dapat menjadi penyebab waham pada seseorang
c.       Faktor psikologis
Kecemasan yang memanjang dan terbatasan nya kemampuan untuk mengatasi masalah sehingga klien mengembangkan koping untuk menghindari kenyataan yang menyenagkan.
6.      Fase- fase tejadinya waham
proses terjadinya waham meliputi 6 fase, yaitu :
a.      Fase of human needm
Waham diawali dengan terbatasnya kebutuhan-kebutuhan klien baik secara fisik maupun psikis. Secara fisik klien dengan waham dapat terjadi pada orang-orang dengan status sosial dan ekonomi sangat terbatas. Biasanya klien sangat miskin dan menderita. Keinginan ia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya mendorongnya untuk melakukan kompensasi yang salah. Ada juga klien yang secara sosial dan ekonomi terpenuhi tetapi kesenjangan antara realiti dengan self ideal sangat tinggi.
b.      Fase lack of self esteem
Tidak adanya pengakuan dari lingkungan dan tingginya kesenjangan antara self ideal dengan self reality (keyataan dengan harapan) serta dorongn kebutuhan yang tidak terpenuhi sedangkan standar lingkungan sudah melampaui kemampuannya.
c.       Fase control internal external
Klien mencoba berpikir rasional bahwa apa yang ia yakini atau apa-apa yang ia katakan adalah kebohongan, menutupi kekurangan dan tidak sesuai dengan keyataan, tetapi menghadapi keyataan bagi klien adalah suatu yang sangat berat, karena kebutuhannya untuk diakui, kebutuhan untuk dianggap penting dan diterima lingkungan menjadi prioritas dalam hidupnya, karena kebutuhan tersebut belum terpenuhi sejak kecil secara optimal. Lingkungan sekitar klien mencoba memberikan koreksi bahwa sesuatu yang dikatakan klien itu tidak benar, tetapi hal ini tidak dilakukan secara adekuat karena besarnya toleransi dan keinginan menjaga perasaan. Lingkungan hanya menjadi pendengar pasif tetapi tidak mau konfrontatif berkepanjangan dengan alasan pengakuan klien tidak merugikan orang lain.
d.      Fase envinment support
Adanya beberapa orang yang mempercayai klien dalam lingkungannya menyebabkan klien merasa didukung, lama kelamaan klien menganggap sesuatu yang dikatakan tersebut sebagai suatu kebenaran karena seringnya diulang-ulang. Dari sinilah mulai terjadinya kerusakan kontrol diri dan tidak berfungsinya norma (super ego) yang ditandai dengan tidak ada lagi perasaan dosa saat berbohong.
e.       Fase comforting
Klien merasa nyaman dengan keyakinan dan kebohongannya serta menganggap bahwa semua orang sama yaitu akan mempercayai dan mendukungnya. Keyakinan sering disertai halusinasi pada saat klien menyendiri dari lingkungannya. Selanjutnya klien sering menyendiri dan menghindari interaksi sosial (isolasi sosial).
f.        Fase improving
Apabila tidak adanya konfrontasi dan upaya-upaya koreksi, setiap waktu keyakinan yang salah pada klien akan meningkat. Tema waham yang muncul sering berkaitan dengan traumatik masa lalu atau kebutuhan-kebutuhan yang tidak terpenuhi (rantai yang hilang). Waham bersifat menetap dan sulit untuk dikoreksi. Isi waham dapat menimbulkan ancaman diri dan orang lain.
7.      Macam – macam waham
a.    Waham agama
Kenyakinan terhadap suatu agama secara berlebihan, di ucapkan berulang-ulang tetapi tidak sesuai dengan kenyataan.
contoh : “ kalau saya mau masuk surga saya harus mengunakan pakaian putih setiap hari “, atau klien mengatakan bahwa diri nya adalah tuhan yang dapat mengendalikan mahkluk nya
b.     Waham kebesaran
Keyakinan secara berlebihan bahwa diri nya memiliki kekuatan khusus atau kelebihan yang berbeda dengan orang lain, di ucapkan berulang-ulang tetapi tidak sesuai dengan kenyataan.
Contoh : “ saya ini pejabat di departemen kesehatan lhooooo........”
          “ saya punya tambang emas !”
c.    Waham curiga
Keyakinan bahwa seseorang tau sekelompok orang berusaha merugikan atau mencederai diri nya, di ucapkan berulang-ulang tetapi tidak sesuai dengan kenyataan.
Contoh : “ saya tau ...........semua saudara saya ingin menghancurkan hidup saya karena mereka semua iri dengan kesuksesan yang di alami saya”.
d.   Waham somatik
Keyakinan seseorang bahwa tubuh tau bagian tubuh nya terganggu atau terserang penyakit, di ucapkan berulag-ulang tetapi tidak sesuai dengan kenyataan.
Contoh :” klien selalu mengatakan bahwa diri nya sakit kanker,namun setelah di lakukan pemeriksaa laboraturium tidak di temuka ada nya sel kanker pada tubuh nya.
e.    Waham nihilistik
Keyakinan seseorang bahwa diri nya sudah meninggal dunia, di ucapkan berulang-ulang tetapi tidak sesuai denga kenyataan
Contoh :” ini akan alam kubur nya, semua yang ada di sini adalah roh-roh”.
8.      Status metal
Berdandan dengan baik dan berpakian rapi, tetapi mingkin terlihat eksentrik dan aneh.tidak jarang bersikap curiga atau bermusuhan terhadap orang lain.klien biasa cerdik ketika di lakukan pemeriksaan sehingga dapat memanipulasi data selain itu perasaan hati nya konsisten dengan isi waham.
9.      Sensori dan kognisi
Tidak memiliki kelainan dalam orientasi kecuali klien waham spesifik terhadap orang, tempat, dan waktu. Daya ingat atau kognisi lain biasa nya akurat. Pengendaliaan implus pada klien waham perlu di perhatikan bila terlihat ada nya rencana untuk bunuh diri, membunuh, atau mealuka kekerasan pada orang lain.
Gangguan proses pikir : waham biasa nya di awali dengan ada nya riwayat penyakit berupa kerusakan pada bagian kortkes dan lindik otak. Bisa di karena kan terjatuh atau di dapat ketika lahir. Hal ini mendukung terjadi nya perubuhan emosional seseoramg yang tidak stabil. Bila berkepanjangan akan menimbulkan perasaan rendah diri, kemudian mengisolasi diri dari orang lain dan lingkungan. Waham kebesaran akan timbul sebagai manivestasi ketidakmampuan seseorang dalam memenuhi kebutuhan nya. Bila respon lingkungan kurang mendukung terhadap prilaku nya di mungkinkan aka timbul resiko prilaku kekerasan pada orang lain.



C.  DATA YANG PERLU DIKAJI
Masalah Keperawatan
Data yang perlu dikaji
Defisit perawatn diri
Subjektif :
·      Klien mengantakan dirinya malas berdandan.
·      Klien mengatakan ingin disuapi makan.
·      Klien mengatakan jarang membersihkan alat kelaminnya setelah BAB /BAK
Objektif :
·      Ketidakmampuan mandi / membersihkan diri ditandai dengan rambut kotor, gigi kotor, kulit berdaki dan berbau, kuku panjang dan kotor.
·      Ketidakmampuan berpakaian / berhias ditandai dengan rambut acak – acak, pakaian kotor dan tidak rapi, pakaian tdk sesuai, tidak bercukur.
Ketidakmampuan makan secara mandiri ditandai dengan ketidakmampuan mengambil makanan sendiri, makanan berceceran
·     ·      Ketidakmampuan BAB / BAK secara mandiri ditandai dengan BAB / BAK tidak pada tempatnya, tidak membersihkan diri dengan baik setelah BAB / BAK.

D.  MASALAH KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL
1.    Defisit perawatan diri
2.    Harga diri rendah kronis
3.    Risiko tinggi isolasi sosial

E.  DIAGNOSIS KEPERAWATAN
Perubahan proses pikir : waham

F.   RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
1.    Tindakan keperawatan pada klien
a.    Tujuan
1)      Klien dapat berorientasi terhadap realitas secara bertahap
2)      Klien mampu berinteraksi dengan orang lain dan lingkungan
3)      Klien menggunakan obat dengan prinsip enam benar
b.    Tindakan
1)      Bina hubungan saling percaya
Sebelum memulai pengkajian pada klien dengan waham, saudara harus membina hubungan saling percaya terlebih dahulu agar klien merasa aman dan nyaman saat berinteraksi. Tindakan yang harus saudara lakukan dalam rangka membina hubungan saling percaya adalah sebagai berikut :
a)      Mengucapkan salam terapeutik
b)      Berjabat tangan
c)      Menjelaskan tujuan berinteraksi
d)     Membuat kontrak topik, waktu, dan tempat setiap kali bertemu klien.
2)      Tindakan mendukung atau membantah waham klien
3)      Yakinkan klien berada dalam keadaan aman
4)      Observasi pengaruh waham terhadap aktivitas sehari-hari
5)      Diskusikan kebutuhan psikologis / emosional yang tidak terpenuhi karena dapat menimbulkan kecemasan, rasa takut, dan marah
6)      Jika klien terus-menerus membicarakan wahamnya, dengarkan tanpa memberikan dukungan, atau menyangkal sampai klien berhenti membicarakannya.
7)      Berikan pujian bila penampilan dan orientasi klien sesuai dengan realitas
8)      Diskusikan dengan klien kemampuan realistis yang dimilikinya pada saat lalu dan saat ini
9)       Anjurkan klien untuk melakukan aktivitas sesuai kemampuan yang dimilikinya
10)  Diskusikan kebutuhan psikologis/emosional yang tidak terpenuhi sehingga menimbulkan kecemasan, rasa takut, dan marah
11)  Tingkatkan aktivitas yang dapat memenuhi kebutuhan fisik dan emosional klien
12)  Berbicara dalam konteks realita
13)  Bila klien mampu memperlihatkan kemampuan positifnya, berikan pujian yang sesuai
14)  Jelaskan pada klien tentang program pengobatannya (manfaa, dosis, obat, jenis, dan efek samping obat yang diminum serta cara meminum obat yang benar)
15)  Diskusikan akibat yang terjadi bila klien berhenti meminum obat tanpa konsultasi
2.    Tindakan Keperawatan Untuk Keluarga Klien
a.    Tujuan
1)       Keluarga mampu mengidentifikasi waham klien
2)      Keluarga mampu memfasilitasi klien untuk memenuhi kebutuhan yang belum terpenuhi oleh wahamnya
3)      Keluarga mampu mempertahankan program pengobatan klien secara optimal
b.    Tindakan keperawatan
1)      Diskusikan dengan keluarga tentang waham yang dialami klien
2)      Diskusikan dengan keluarga tentang cara merawat klien waham di rumah, follow up, dan keteraturan pengobatan, serta lingkungan yang tepat untuk klien.
3)      Diskusikan dengan keluarga kondisi klien yang memerlukan bantuan


G. POHON MASALAH
effect                            risiko tinggi perilaku kekerasan

core problem               perubahan proses pikir: waham

causa                              harga diri rendah kronis      

gambar 1.2 Pohon Masalah Defisit Perawatan Diri




















DAFTRAP PUSTAKA
Aziz R, dkk. 2003. Pedoman asuhan keperawatan jiwa. Semarang: RSJD Dr. Amino Gondoutomo.
Capernito, Lynda Juall, (2000), Buku Saku Diagnosa Keperawatan, edisi 8, EGC,  Jakarta
Doengoes, E Marllyn (2006). Rencana Asuhan Keperawatan Psikiatri Edisi 3 jakarta : EGC
Keliat, Budi Anna dkk. 2006. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa Edisi 2. Jakarta: EGC
Nurjannah (2005), Buku Pedoman Penanganan Pada Gangguan Jiwa edisi 2 Moco Media
Stuart, Gall W. 2002. Buku Saku Keperawatan Jiwa Edisi 5. Jakarta: EGC
Suliswati (2005),  Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa, EGC  ; Jakarta


Tidak ada komentar:

Posting Komentar