LAPORAN PENDAHULUAN
PERUBAHAN PROSES PIKIR: WAHAM
A.
MASALAH UTAMA
Perubahan proses pikir:
waham
B. PROSES
TERJADINYA MASALAH
1.
Pengertian
Waham adalah
suatu keyakinan yang dipertahankan secara kuat terus-menerus, tetapi tidak
sesuai dengan kenyataan. (Budi Anna Keliat, 2006)
Waham adalah
keyakinan seseorang yang berdasarkan penilaian realitas yang salah. Keyakinan
klien tidak konsisten dengan tingkat intelektual dan latar belakang budaya
klien (Aziz R, 2003).
2.
Tanda Dan Gejala
a.
Menolak makan
b.
Tidak ada perhatian terhadap
perawatan diri
c.
Ekspresi muka sedih/ gembira/ ketakutan
d.
Gerakan tidak terkontrol
e.
Mudah tersinggung
f.
Isi pembicaraan tidak sesuai dengan
kenyataan
g.
Tidak bisa membedakan antara
kenyataan dan bukan kenyataan
h.
Menghindar dari orang lain
i.
Mendominasi pembicaraan
j.
Berbicara kasar
k.
Menjalankan kegiatan keagamaan
secara berlebihan.
3.
Rentang respon
Pikiran logis kadang proses fikir tergangggu gangguan isi fikir halusinasi
Persepsi akurat ilusi perubahan proses emosi
Emosi konsisten dengan emosi
berlebihan
perilaku tidak terorganisir
pengalaman berperilaku
yang tidak biasa
isolasi sosial
perilaku sesuai menarik
diri
hubungan sosail harmonis
Gambar 1.1. Rentan Respon Isolasi Sosial
4.
Faktor
predisposisi
a.
Faktor perkembangan
Hambatan perkembangan akan menggangu
hubungan interpersonal seseorang. Hal ini dapat meningkatkan stress dan
ansietas yang berakir dengan gangguan presepsi, klien menekankan perasaan nya
sehingga pematangan fungsi intelektual dan emosi tidak efektif
b.
Faktor sosial budaya
Seseorang yang merasa di asingkan
dan kesepian dapat menyebabkan timbul nya waham
c.
Faktor psikologi
Hubungan yang tidak harmonis, peran
ganda bertentangan dapat menimbulkan ansietas dan berakhir dengan pengingkaran
terhadap kenyataan
d.
Faktor biologis
Waham di yakini terjadi karena ada
nya atrofi otak, pembesaran ventrikel di otak atau perubahan pada sel kortikal
dan lindik
e.
Faktor genetik
5.
Faktor presipitasi
a.
Faktor sosial budaya
Waham dapat di picu karena ada nya
perpisahan dengan orang yang berarti atau di asingkan dari kelompok
b.
Faktor
biokimia
Dopamin, norepinepin, dan zat
halusinogen lain nya di duga dapat menjadi penyebab waham pada seseorang
c.
Faktor psikologis
Kecemasan yang memanjang dan
terbatasan nya kemampuan untuk mengatasi masalah sehingga klien mengembangkan
koping untuk menghindari kenyataan yang menyenagkan.
6.
Fase- fase tejadinya waham
proses terjadinya waham meliputi 6
fase, yaitu :
a.
Fase of human needm
Waham
diawali dengan terbatasnya kebutuhan-kebutuhan klien baik secara fisik maupun
psikis. Secara fisik klien dengan waham dapat terjadi pada orang-orang dengan
status sosial dan ekonomi sangat terbatas. Biasanya klien sangat miskin dan
menderita. Keinginan ia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya mendorongnya untuk
melakukan kompensasi yang salah. Ada juga klien yang secara sosial dan ekonomi
terpenuhi tetapi kesenjangan antara realiti dengan self ideal sangat
tinggi.
b. Fase lack of
self esteem
Tidak adanya
pengakuan dari lingkungan dan tingginya kesenjangan antara self ideal
dengan self reality (keyataan dengan harapan) serta dorongn kebutuhan
yang tidak terpenuhi sedangkan standar lingkungan sudah melampaui kemampuannya.
c. Fase control
internal external
Klien mencoba
berpikir rasional bahwa apa yang ia yakini atau apa-apa yang ia katakan adalah
kebohongan, menutupi kekurangan dan tidak sesuai dengan keyataan, tetapi
menghadapi keyataan bagi klien adalah suatu yang sangat berat, karena
kebutuhannya untuk diakui, kebutuhan untuk dianggap penting dan diterima
lingkungan menjadi prioritas dalam hidupnya, karena kebutuhan tersebut belum
terpenuhi sejak kecil secara optimal. Lingkungan sekitar klien mencoba
memberikan koreksi bahwa sesuatu yang dikatakan klien itu tidak benar, tetapi
hal ini tidak dilakukan secara adekuat karena besarnya toleransi dan keinginan
menjaga perasaan. Lingkungan hanya menjadi pendengar pasif tetapi tidak mau
konfrontatif berkepanjangan dengan alasan pengakuan klien tidak merugikan orang
lain.
d. Fase
envinment support
Adanya
beberapa orang yang mempercayai klien dalam lingkungannya menyebabkan klien
merasa didukung, lama kelamaan klien menganggap sesuatu yang dikatakan tersebut
sebagai suatu kebenaran karena seringnya diulang-ulang. Dari sinilah mulai
terjadinya kerusakan kontrol diri dan tidak berfungsinya norma (super ego) yang
ditandai dengan tidak ada lagi perasaan dosa saat berbohong.
e. Fase
comforting
Klien merasa
nyaman dengan keyakinan dan kebohongannya serta menganggap bahwa semua orang
sama yaitu akan mempercayai dan mendukungnya. Keyakinan sering disertai
halusinasi pada saat klien menyendiri dari lingkungannya. Selanjutnya klien
sering menyendiri dan menghindari interaksi sosial (isolasi sosial).
f.
Fase improving
Apabila
tidak adanya konfrontasi dan upaya-upaya koreksi, setiap waktu keyakinan yang
salah pada klien akan meningkat. Tema waham yang muncul sering berkaitan dengan
traumatik masa lalu atau kebutuhan-kebutuhan yang tidak terpenuhi (rantai yang
hilang). Waham bersifat menetap dan sulit untuk dikoreksi. Isi waham dapat
menimbulkan ancaman diri dan orang lain.
7.
Macam – macam waham
a.
Waham agama
Kenyakinan terhadap suatu agama
secara berlebihan, di ucapkan berulang-ulang tetapi tidak sesuai dengan
kenyataan.
contoh : “ kalau saya mau masuk
surga saya harus mengunakan pakaian putih setiap hari “, atau klien mengatakan
bahwa diri nya adalah tuhan yang dapat mengendalikan mahkluk nya
b.
Waham
kebesaran
Keyakinan secara berlebihan bahwa
diri nya memiliki kekuatan khusus atau kelebihan yang berbeda dengan orang
lain, di ucapkan berulang-ulang tetapi tidak sesuai dengan kenyataan.
Contoh : “ saya ini pejabat di
departemen kesehatan lhooooo........”
“ saya punya tambang emas !”
c.
Waham curiga
Keyakinan bahwa seseorang tau
sekelompok orang berusaha merugikan atau mencederai diri nya, di ucapkan
berulang-ulang tetapi tidak sesuai dengan kenyataan.
Contoh : “ saya tau ...........semua
saudara saya ingin menghancurkan hidup saya karena mereka semua iri dengan
kesuksesan yang di alami saya”.
d.
Waham somatik
Keyakinan seseorang bahwa tubuh tau
bagian tubuh nya terganggu atau terserang penyakit, di ucapkan berulag-ulang
tetapi tidak sesuai dengan kenyataan.
Contoh :” klien selalu mengatakan
bahwa diri nya sakit kanker,namun setelah di lakukan pemeriksaa laboraturium
tidak di temuka ada nya sel kanker pada tubuh nya.
e.
Waham nihilistik
Keyakinan seseorang bahwa diri nya
sudah meninggal dunia, di ucapkan berulang-ulang tetapi tidak sesuai denga
kenyataan
Contoh :” ini akan alam kubur nya,
semua yang ada di sini adalah roh-roh”.
8.
Status metal
Berdandan dengan baik dan berpakian
rapi, tetapi mingkin terlihat eksentrik dan aneh.tidak jarang bersikap curiga
atau bermusuhan terhadap orang lain.klien biasa cerdik ketika di lakukan
pemeriksaan sehingga dapat memanipulasi data selain itu perasaan hati nya
konsisten dengan isi waham.
9.
Sensori dan kognisi
Tidak
memiliki kelainan dalam orientasi kecuali klien waham spesifik terhadap orang,
tempat, dan waktu. Daya ingat atau kognisi lain biasa nya akurat. Pengendaliaan
implus pada klien waham perlu di perhatikan bila terlihat ada nya rencana untuk
bunuh diri, membunuh, atau mealuka kekerasan pada orang lain.
Gangguan
proses pikir : waham biasa nya di awali dengan ada nya riwayat penyakit berupa
kerusakan pada bagian kortkes dan lindik otak. Bisa di karena kan terjatuh atau
di dapat ketika lahir. Hal ini mendukung terjadi nya perubuhan emosional
seseoramg yang tidak stabil. Bila berkepanjangan akan menimbulkan perasaan
rendah diri, kemudian mengisolasi diri dari orang lain dan lingkungan. Waham
kebesaran akan timbul sebagai manivestasi ketidakmampuan seseorang dalam
memenuhi kebutuhan nya. Bila respon lingkungan kurang mendukung terhadap
prilaku nya di mungkinkan aka timbul resiko prilaku kekerasan pada orang lain.
C. DATA YANG PERLU DIKAJI
Masalah Keperawatan
|
Data yang perlu dikaji
|
Defisit perawatn diri
|
Subjektif :
·
Klien mengantakan dirinya malas berdandan.
·
Klien mengatakan ingin
disuapi makan.
·
Klien mengatakan jarang
membersihkan alat kelaminnya setelah BAB /BAK
Objektif :
· Ketidakmampuan mandi / membersihkan diri ditandai dengan rambut kotor,
gigi kotor, kulit berdaki dan berbau, kuku panjang dan kotor.
· Ketidakmampuan berpakaian / berhias ditandai dengan rambut acak –
acak, pakaian kotor dan tidak rapi, pakaian tdk sesuai, tidak bercukur.
Ketidakmampuan makan secara mandiri ditandai dengan ketidakmampuan mengambil makanan sendiri, makanan berceceran
· · Ketidakmampuan BAB / BAK secara mandiri ditandai dengan BAB / BAK
tidak pada tempatnya, tidak membersihkan diri dengan baik setelah BAB / BAK.
|
D. MASALAH KEPERAWATAN YANG MUNGKIN
MUNCUL
1.
Defisit perawatan diri
2.
Harga diri rendah kronis
3.
Risiko tinggi isolasi sosial
E. DIAGNOSIS KEPERAWATAN
Perubahan proses pikir : waham
F. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
1.
Tindakan keperawatan pada klien
a.
Tujuan
1)
Klien dapat berorientasi terhadap
realitas secara bertahap
2)
Klien mampu berinteraksi dengan
orang lain dan lingkungan
3)
Klien menggunakan obat dengan
prinsip enam benar
b.
Tindakan
1)
Bina hubungan saling percaya
Sebelum memulai pengkajian pada
klien dengan waham, saudara harus membina hubungan saling percaya terlebih
dahulu agar klien merasa aman dan nyaman saat berinteraksi. Tindakan yang harus
saudara lakukan dalam rangka membina hubungan saling percaya adalah sebagai
berikut :
a)
Mengucapkan salam terapeutik
b)
Berjabat tangan
c)
Menjelaskan tujuan berinteraksi
d)
Membuat kontrak topik, waktu, dan
tempat setiap kali bertemu klien.
2)
Tindakan mendukung atau membantah
waham klien
3)
Yakinkan klien berada dalam keadaan
aman
4)
Observasi pengaruh waham terhadap
aktivitas sehari-hari
5)
Diskusikan kebutuhan psikologis /
emosional yang tidak terpenuhi karena dapat menimbulkan kecemasan, rasa takut,
dan marah
6)
Jika klien terus-menerus
membicarakan wahamnya, dengarkan tanpa memberikan dukungan, atau menyangkal sampai
klien berhenti membicarakannya.
7)
Berikan pujian bila penampilan dan
orientasi klien sesuai dengan realitas
8)
Diskusikan dengan klien kemampuan
realistis yang dimilikinya pada saat lalu dan saat ini
9)
Anjurkan
klien untuk melakukan aktivitas sesuai kemampuan yang dimilikinya
10) Diskusikan
kebutuhan psikologis/emosional yang tidak terpenuhi sehingga menimbulkan kecemasan,
rasa takut, dan marah
11) Tingkatkan
aktivitas yang dapat memenuhi kebutuhan fisik dan emosional klien
12) Berbicara
dalam konteks realita
13) Bila klien
mampu memperlihatkan kemampuan positifnya, berikan pujian yang sesuai
14) Jelaskan
pada klien tentang program pengobatannya (manfaa, dosis, obat, jenis, dan efek
samping obat yang diminum serta cara meminum obat yang benar)
15) Diskusikan
akibat yang terjadi bila klien berhenti meminum obat tanpa konsultasi
2.
Tindakan Keperawatan Untuk Keluarga
Klien
a.
Tujuan
1)
Keluarga
mampu mengidentifikasi waham klien
2)
Keluarga mampu memfasilitasi klien
untuk memenuhi kebutuhan yang belum terpenuhi oleh wahamnya
3)
Keluarga mampu mempertahankan
program pengobatan klien secara optimal
b.
Tindakan keperawatan
1)
Diskusikan dengan keluarga tentang
waham yang dialami klien
2)
Diskusikan dengan keluarga tentang
cara merawat klien waham di rumah, follow up, dan keteraturan pengobatan, serta
lingkungan yang tepat untuk klien.
3)
Diskusikan dengan keluarga kondisi
klien yang memerlukan bantuan
G. POHON MASALAH
causa harga diri rendah kronis
gambar 1.2 Pohon Masalah Defisit Perawatan Diri
DAFTRAP
PUSTAKA
Aziz
R, dkk. 2003. Pedoman asuhan keperawatan
jiwa. Semarang: RSJD Dr. Amino Gondoutomo.
Capernito,
Lynda Juall, (2000), Buku Saku Diagnosa Keperawatan, edisi 8, EGC, Jakarta
Doengoes, E
Marllyn (2006). Rencana Asuhan Keperawatan Psikiatri Edisi 3 jakarta : EGC
Keliat,
Budi Anna dkk. 2006. Proses Keperawatan
Kesehatan Jiwa Edisi 2. Jakarta: EGC
Nurjannah
(2005), Buku Pedoman Penanganan Pada Gangguan Jiwa edisi 2 Moco Media
Stuart,
Gall W. 2002. Buku Saku Keperawatan Jiwa
Edisi 5. Jakarta: EGC
Suliswati
(2005), Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa, EGC ; Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar