KONSEP MEDIS
APPENDISITIS
A.
PENGERTIAN
Apendisitis merupakan peradangan pada apendik periformis.
Apendik periformis merupakan saluran kecil dengan diameter kurang lebih sebesar
pensil dengan panjang 2 - 6 inci. Lokasi apendik pada daerah illiaka kanan, di bawah
katup iliacecal, tepatnya pada dinding abdomen di bawah titik.
Apendiks atau umbai cacing adalah suatu organ yang terdapat
pada sekum yang terletak pada proximal colon. Apendix dalam bahasa latin
disebut sebagai Appendix vermiformis, ditemukan pada manusia, mamalia, burung,
dan beberapa jenis reptil. Apendiks pada awalnya dianggap sebagai organ
tambahan yang tidak mempunyai fungsi tetapi saat ini diketahui bahwa fungsi
apendiks adalah sebagai organ imunologik dan secara aktif berperan dalam
sekresi immunoglobin (Ig-A) walaupun dalam jumlah kecil. Apediks berisi makanan
dan mengosongkan diri secara teratur ke dalam sekum. Karena pengosongannya yang
tidak efektif, dan lumennya kecil, apendiks cenderung menjadi tersumbat dan
terutama rentan terhadap infeksi.
B.
PATOFISIOLOGI
Apendik belum diketahui fungsinya, merupakan bagian dari
sekum. Peradangan pada apendik dapat terjadi oleh adanya ulserasi dinding
mukosa atau obstruksi lumen (biasanya oleh fecolif/faeses yang keras).
Penyumbatan pengeluaran sekret mukus mengakibatkan perlengketan, infeksi dan
terhambatnya aliran darah. Dari keadaan hipoksia menyebabkan gangren atau dapat
terjadi ruptur dalam waktu 24-36 jam. Bila proses ini berlangsung terus-menerus
organ disekitar dinding apendik terjadi perlengketan dan akan menjadi abses
(kronik). Apabila proses infeksi sangat cepat (akut) dapat menyebabkan
peritonitis. Peritonitis merupakan komplikasi yang sangat serius. Infeksi
kronis dapat terjadi pada apendik, tetapi hal ini tidak selalu menimbulkan
nyeri di daerah abdomen.
Masa
/ tinja / benda asing
|
||
ß
|
||
Obstruksi
lumen apendiks
|
||
ß
|
||
|
Peradangan
|
|
sekresi,
mukus tidak dapat keluar
|
Pembengkakan
jaringan limpoid
|
|
|
||
Peregangan
apendik
|
||
ß
|
||
Tekanan
intra luminal
suplai
darah terganggu
|
||
ß
|
||
Hipoksia
|
||
ß
|
||
Nyeri
|
||
Akut
---- Ulserasi + invasi bakteri
|
Kronis
---- Nekrose + perporasi
|
C.
ETIOLOGI
1.
Ulserasi pada mukosa
2.
Obstruksi
pada colon oleh fecalit (faeses yang keras)
3.
Pemberian
barium
4.
Berbagai
macam penyakit cacing
5.
Tumor
6.
Striktur
karena fibrosis pada dinding usus
D.
INSIDEN
Apendiksitis sering terjadi pada usia tertentu dengan range
20-30 tahun. Pada wanita dan laki-laki insidennya sama kecuali pada usia
pubertas dan usia 25 tahun wanita lebih banyak dari laki-laki dengan
perbandingan 3 : 2
E.
PENCEGAHAN
Pencegahan pada apendisitis yaitu dengan menurunkan resiko
obstruksi atau peradangan pada lumen apendik. Pola eliminasi klien harus
dikaji, sebab obstruksi oleh fecalit dapat terjadi karena tidak adekuatnya diit
serat, diit tinggi serat.
Perawatan
dan pengobatan penyakit cacing juga meminimalkan resiko. Pengenalan yang cepat
terhadap gejala dan tanda apendiksitis meminimalkan resiko terjadinya gangren,
perforasi, dan peritonitis.
F.
Potensial Komplikasi
1.
Perforasi
2.
Peritonitis
3.
Dehidrasi
4.
Sepsis
5.
Elektrolit
darah tidak seimbang
6.
Pneumoni
G.
PENATALAKSANAAN
1. Pembedahan
diindikasikan bila diagnosa apendisitis telah ditegakkan
2. Antibiotik dan cairan IV diberikan sampai pembedahan dilakukan
3. Analgetik
diberikan setelah diagnosa ditegakkan
4. Apendektomi
dilakukan sesegera mungkin untuk menurunkan resiko perforasi.
DAFTAR PUSTAKA :
Chapter II. Universitas Sumatera Utara. http://repository.usu.ac.id/bitstream /123456789/19162/4/Chapter%20II.pdf Diakses tanggal 26 November 2010
Craig Sandy, Lober Williams. Appendicitis, Acute. Diakses dari www.emedicine.com, tanggal 23 November 2010.
Katz S Michael, Tucker Jeffry. Appendicitis. Diakses dari: www.emedicine.com, tanggal 23 November 2010.
Perawat_heri. 2009. Apendisitis. http://perawatheri.blogspot.com/ Diakses tanggal 26 November 2010
Perawat_heri. 2006. Apendisitis. http://perawatheri.blogspot.com/ Diakses
tanggal 26 November 2007
Tidak ada komentar:
Posting Komentar